Barangkali saya berbeda dalam memandang Instagram (IG) sebagai media sosial yang terbarukan dengan hal-hal baru setiap waktu. Asalkan ada waktu luang, baru mengunggahnya.
Berawal saat melihat foto-foto dalam flash disk, ditemukan sekali ratusan foto kolega dan klien semasa bekerja dari tahun ke tahun. Foto itu semula hanya untuk koleksi pribadi. Kemudian saya posting di Google +.
Selang beberapa tahun, saya simpan kembali di flash disk karena google + lenyap. Sejak 2 tahun lalu, akhirnya saya fokus pada Instagram. Inipun terbatas unggahan tentang foto-foto bisnis di hotel sebagai pengingat kolega dan klien.
Sejak masa pandemi saya mulai memberi perhatian lebih kepada Instagram. Dalam bisnis perhotelan, media sosial menjadi tanggung jawab Marketing Communication Manager (MarCom) yang berada dalam naungan Sales Marketing Departemen.
Seluruh media sosia menjadi tanggung jawabnya. Setiap hari secara teratur mengunggah sesuai jadwal yang telah dibuat setiap bulan. Sehari maksimum 3 kali unggahan, ada pula hotel yang hanya mengunggah 1 kali. Jika seorang MarCom cerdas dan kreatif, akan tayang lebih dari 2 kali sehari.
Bosan dengan postingan yang itu-itu saja? MarCom yang kreatif selalu ada saja bahan untuk diunggah.
Untuk diketahui saja, setiap postingan di IG harus mendapat persetujuan Sales leader dan GM sebagai koreksi apakah sesuai dengan standar kolateral hotel.
Menambah follower sebanyak-banyaknya itu tugas pokoknya. Dasar mengukur keberhasilan setiap bulan adalah jumlah follower dan jumlah likers untuk setiap postingan. Laporan tiap bulan itulah yang akan dijadikan penilaian keberhasilan ia bekerja.