Mohon tunggu...
Chiesa Aquinita Putri
Chiesa Aquinita Putri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pekerja, hobi membaca, suka menulis, pecinta keadilan,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kalung Bintang

12 Mei 2013   17:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:41 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Udah nak Mikha biar aja ibu sendiri, kamu temani Rendi main game aja”
“Biarlah bu, daripada saya di ketawain sama rendi, mending saya bantu ibu, boleh ya bu” pintaku
“ya sudah kalau gitu,

“abang, oiii abang” teriak rendi memanggilku
“Rendi ,,kok kamu manggil Mikha abang sih” tanya ibu nya heran
“Mikha itu tomboi bu, coba lihat kan potongan cowok dia, makanya dia di panggil abang” ejek Rendi padaku
“ahh,, mana ada seperti cowok, gadis manis seperti ini kok dibilang mirip cowok, ngaco kamu.” bela ibunya, membuat hatiku berbunga-bunga atas pujian itu.
“bu, Rendi mau bantuin bikin kue juga ya”
“ya udah, kamu adon tepung dan telor ini sampai pulen." Perintah ibunya

Bukannya bantuin dengan serius, Rendi malah usilin aku dengan mencolek pipiku dengan tepung, tak mau kalah aku pun membalas perbuatannya. Ketika ibunya tahu, Rendi dipecat dari pekerjaan dadakannya itu. Aku tertawa geli melihatnya

***

“ehem,,, senyum-senyum sendiri ni, senang kok gak bagi-bagi, kasi tahu dong penyebabnya” Via menggodaku
“loe mau tahunya pake aja atau pake banget?"
“pake bangetttttt deh” jawabnya penasaran
“gue lagi senang aja, sekarang gue makin dekat sama Rendi”
"Oo itu penyebabnya? Kalau gitu, Selamat deh ya?"
"Terima kasih Vi. Oh iya Vi, loe mau dengar gak? Gue ada buat lirik lagu"
"Mana? Sini gue dengar"

Aku raih tas sekolahku, aku ambil buku diari dari dalamnya, aku eja bait-bait lagu itu, sengaja aku buat khusus untuk Rendi dan aku berharap nanti Rendi bisa memasukkan nada-nadanya : 'hatiku berkata, ingin ucapkan cinta, namun aku malu untuk memulainya.
Jantungku berdebar saat kau tatap mataku, aku jadi salah tingkah bicara dengan mu, bibirku bungkam melihat tatapmu, aku tak berdaya saat di depanmu, sebenarnya aku ingin ungkapkan rasa, tapi aku tak bisa, bagaimana caranya, agar kamu tau aku suka... suka... suka padamu'
“hebat, bagus banget bang liriknya” ucap Via


“lebih bagus lagi kalau Rendi yang mainin gitarnya ya"
"Gampang biar gue panggil si Rendi ya"

Akhirnya kami menyanyikan lagu itu sambil Rendi memasukkan nada-nada yang ternyata pas banget dikupingku, "dasar jagoan main gitar" bisa aja Rendi mengolah nada-nadanya diantara bait-bait syair itu menjadi sebuat lagu yang indah.

***

To Rendi 0809071238**
"Ren, gue sangat tersentuh dengan irama musik yang loe mainkan pada bait-bait yang gue tuliskan semalam. Sebenarnya sair itu adalah mewakili perasaan hatiku kepadamu, gimana kalau kita kita rekam lagu itu buat kenang-kenangan untuk kita, lo e setuju gak?"

Aku kirim sms itu pada Rendi, aku pegang HP ku untuk menunggu jawaban sambil berharap-harap cemas akan balasan darinya, tapi satu menit, dua menit. Satu jam pun berlalu, tak ada tanda-tanda sms masuk di HP ku. Belum ada kabar, aku langsung merebahkan tubuhku ditempat tidur doraemonku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun