Mohon tunggu...
Catarina Tenny Setiastri
Catarina Tenny Setiastri Mohon Tunggu... Ibu, guru, dan pejalan.

ig: catarinatenny22 | fb: Catarina Tenny Setiastri | Saya Ibu dan guru yang menyukai perjalanan ke tempat-tempat baru yang cenderung senyap untuk mengalami dan meresapinya. Saya berinteraksi dengan alam, lingkungan sekitar, orang lokal, penggiat alam, atau dengan pejalan lainnya. Destinasi bukan satu-satunya tujuan dalam perjalanan; saya puaskan diri dengan pengalaman baru bersama keluarga, mencari letupan-letupan keajaiban di tiap peristiwa yang singgah. Keajaiban yang saya percaya selalu hadir dariNya membuat saya bertumbuh menjadi lebih baik, lebih berguna, dan berkembang dalam iman saya yang tidak seberapa.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Yang Ibu Lakukan Saat Khawatir akan Putrinya

24 Maret 2025   17:14 Diperbarui: 26 Maret 2025   23:19 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk yang percaya pada Tuhan, serahkanlah anak kita padaNya. Bicaralah padaNya. Mintalah perlindungan, keselamatan, pergaulan yang baik, dan sekitar yang membuatnya bertumbuh dan berkembang. 

Ajaklah juga sang anak untuk berdoa. Gabungan perasaan syukur, ucapan dan permintaan yang baik akan menarik hal-hal yang baik dan luar biasa, menarik Tuhanmu yang maha besar, dan menarik semesta akan mendukung semua yang kita ucapkan.

Mengejawantahkan Rasa Nyaman

Rasa nyaman bukanlah rasa yang bisa tercipta dari bumbu instan. Membuat suasana rumah menjadi nyaman membutuhkan effort yang terus menerus dari semua anggota keluarga.

Sang ibu tentu saja bukan super hero yang bisa melakukan dan memikirkan semuanya tanpa dukungan suami dan anak. She's nothing without supporters. Jadi baiknya sang ibu juga menyampaikan perkembangan terbaru tentang anak pada suami. 

"Mas, adik udah punya pacar baru". Hehe.. kesannya gampang banget banget ya, but believe me.. penyampaian tentang apapun tidak selamanya langsung diterima dengan baik. Ingat... suami pun juga orangtua dan pribadi yang berbeda, yang memiliki kekuatiran juga pada anak dan keluarga. 

Disinilah sang ibu diharapkan mampu menjadi jembatan, membuat rasa nyaman untuk anak dan anggota keluarga yang lain, dengan gaya penyampaian yang tepat dan di waktu yang tepat pada suami.

Bayangkan saja jika si bapak langsung naik pitam karena berita si anak yang belum bisa membagi waktu dan lupa memprioritaskan belajar karena lagi terbuai hubungan asmara, atau naik pitam karena ternyata si pacar punya keyakinan yang berbeda, atau karena si anak mau main ke rumah si pacar karena menurut anak it's okay cewek main ke rumah cowok. Efeknya adalah si anak langsung menjaga jarak dan mulai menutup diri serta tidak mau berbagi cerita lagi ke sang ibu, yang dianggap menjual informasi ke sang bapak. Parah kan? 

Kami pernah mengalami hal ini dan dampaknya benar-benar menyakitkan untuk semua anggota keluarga. Jadi para Ibu... pilihlah kata yang baik dan timing yang tepat saat menyampaikan sesuatu.

Mengasah Kepekaan

Pernahkah merasakan kesal saat orangtua memberi nasihat buanyak dan macam-macam dalam sekali tayang? Lalu dilanjutkan dengan mengungkit-ungkit kesalahan si anak yang sudah lewat berabad-abad sebelumnya? Yes! Biasanya itu terjadi saat masalah sudah buesar dan klimaks. Orangtua sudah ga tahan lagi, emosi membludak sehingga semua amarah dari beragam tema mucrat dalam satu waktu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun