Mohon tunggu...
Carlos Nemesis
Carlos Nemesis Mohon Tunggu... Insinyur - live curious

Penggiat Tata Kota, tertarik dengan topik permukiman, transportasi dan juga topik kontemporer seperti perkembangan Industry 4.0 terhadap kota. Mahir dalam membuat artikel secara sistematis, padat, namun tetap menggugah. Jika ada yg berminat dibuatkan tulisan silahkan email ke : carlostondok@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Hentikan Narasi Dangkal Bencana Perkotaan

17 April 2019   11:20 Diperbarui: 17 April 2019   14:33 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya pada kebakaran yang melalap permukiman di Kampung Duri Selatan, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (7/2/2013). |Kompas.com/Vitalis Yogi Trisna

Pada mula-mula perkembangan peradaban, peristiwa bencana seperti gempa bumi ataupun badai selalu diasosiasikan dengan tindakan disaat Tuhan marah dengan umatnya sehingga memberikan hukuman berupa bencana. 

Seiring dengan berkembangnya zaman, ilmu pengetahuan berhasil mengenali bencana-bencana itu sebagai suatu fenomena yang dapat diukur atau memang dapat diperkirakan lokasi serta waktu kejadiannya. 

Di saat bersamaan manusia semakin modern sehingga membentuk tempat berkumpul skala besar yang kita kenal sebagai kota. Ketika berbicara tentang bencana, ada perbedaan antara bencana yang terjadi secara alami dan bencana yang terjadi karena tindakan manusia.

Bencana yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti bencana banjir di tengah perkotaan, kebakaran bangunan, pencemaran udara, dan panas yang berlebihan (urban heat wave).

Terdapat sebuah hipotesis baru yang dikemukakan oleh Allan Lavell [1] bahwa risiko bencana yang terjadi merupakan hasil konstruksi sosial yang didasarkan pada potensi kejadian bencana fisik yang sebenarnya didominasi oleh persepsi sosial, kebutuhan, permintaan, dan keputusan di ranah publik. 

Kebakaran di Kampung Krukut, Jakarta
Kebakaran di Kampung Krukut, Jakarta

Pemahaman ini membawa kita ke dalam sebuah bahasan dalam ranah struktural ketimbang perbincangan yang terjadi pada ranah teknis permukaan saja.

Jika kita melihat segala pemberitaan media yang ada mengenai bencana perkotaan seperti kebakaran, kabar yang diberitakan berkutat mengenai kerugian yang ditimbulkan, sebab kejadian kebakaran akibat arus pendek listrik, ataupun dampak kemacetan terhadap lalu lintas. 

Pembahasan mengenai bencana ini jarang sekali menjawab sebab muasal kebakaran bisa terjadi. Gubernur DKI Jakarta juga mengklaim bahwa setiap hari selalu terjadi bencana kebakaran di Jakarta (1). 

Pertanyaanya adalah "mengapa setelah selama ini pembangunan di Jakarta berlangsung, bencana kebakaran terus terjadi setiap hari dan tidak menunjukkan kondisi yang semakin baik?" seperti data kebakaran selama 5 tahun ini di DKI Jakarta:

Sumber : hasil pengolahan dari berbagai sumber, 2019| Dokumentasi pribadi
Sumber : hasil pengolahan dari berbagai sumber, 2019| Dokumentasi pribadi


Baiklah mungkin ada beberapa laporan yang mengungkapkan perumahan padat penduduk informal yang tidak teratur menyebabkan bencana lebih mungkin terjadi. Atau laporan lebih lanjut tentang bagaimana mempersiapkan warga agar berketahanan melalui penyediaan sarana prasarana dan pelatihan. 

Namun ini semua masih belum menjawab pertanyaan pertama dari segala insiden ini. Yakni mengapa para penduduk ini harus tinggal di tempat yang beresiko seperti itu ? apakah mereka sukarela atau terpaksa karena harga lahan yang tidak terjangkau sehingga tinggal di daerah marjinal kota?

IRDR (Integrated Research on Disaster Risk) mengeluarkan sebuah laporan FORIN (Forensic Investigation of Disaster), dalam laporan tersebut dikatakan bahwa pembahasan mengenai akar masalah tersebut seringkali disingkirkan dari pemberitaan karena berpotensi untuk mengguncang pemangku kebijakan yang sebenarnya bertanggung jawab akan segala peristiwa bencana. 

Apalagi yang lebih seksi untuk diberitakan di media adalah tentang pejabat yang turun langsung meninjau lokasi kejadian bencana (bukan berarti salah, ini bagus untuk menunjukkan support kepada warga terdampak, tetapi pembahasan seharusnya bisa lebih jauh lagi).

Konsep Identifikasi Bencana Perkotaan Secara Meta Analisis| Sumber : Smith, A. O., Burton, I., Ayala, I. A., & Lavell, A. (2016). Forensic Investigation of Disaster (FORIN) : a conceptual framework and guide to research. Beijing: Integrated Research on Disaster Risk.
Konsep Identifikasi Bencana Perkotaan Secara Meta Analisis| Sumber : Smith, A. O., Burton, I., Ayala, I. A., & Lavell, A. (2016). Forensic Investigation of Disaster (FORIN) : a conceptual framework and guide to research. Beijing: Integrated Research on Disaster Risk.
Bahwa bencana yang terjadi merupakan outcome dari segala keputusan manusia dalam mengelola "sumber daya"nya, tentang bagaimana mengalokasikannya, oleh dan untuk siapa. Keputusan manusia tersebut dibentuk oleh kekuatan politik, dorongan pihak-pihak tertentu dan keterbatasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun