Di jalanan kami tulis: A C A B,
bukan sekadar kata - tapi perlawanan yang lahir dari luka.
Kau bilang kami biadab? Lihat dulu siapa yang menendang,
siapa yang menginjak wajah rakyat demi nama negara.
Kau berseragam, tapi nuranimu telanjang,
berlindung di balik pasal, memukul pakai alasan.
Kami hanya minta keadilan,
tapi kau jawab dengan gas air mata dan borgol di tangan.
Kami tak tunduk pada senjata,
karena peluru tak bisa membunuh kebenaran.
Kau pikir kami takut? Tidak - kami marah.
Dan amarah ini bukan dosa, tapi perlawanan.
Jadi biar dunia tahu,
bahwa empat huruf di dinding bukan sekadar makian,
itu sumpah dari mereka yang disakiti hukum buatanmu.
Sampai kau berhenti jadi alat kekuasaan -
kami akan terus menulis: A C A B.
1312 FOREVER!
Carlo Gaizka R
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI