Berbeda dengan lapo lainnya, Lapo Siagian memasak hidangannya dengan menggunakan tungku, panggangan jepit, dan arang yang dibakar dari kayu. Mik menyatakan bahwa penerapan cara tradisional ini adalah untuk mempertahankan rasa yang otentik.
"Jadi kita bikin arang sendiri dulu dari kayu dibakar, sesudah jadi arang baru dipakai buat masak. Masak pakai kayu bakar itu untuk mempertahankan rasa. Kalau masak pakai gas, rasanya pasti berbeda," urai Mik.
Gianto juga menambahkan bahwa kayu yang dipakai adalah kayu karet yang diperoleh dari supplier langganan Lapo Siagian selama belasan tahun, "kayunya diantar supplier kayu pakai truk, satu truk penuh. Biasanya satu sampai dua kali seminggu. Kalau lagi ramai, bisa sampai tiga kali seminggu diantar."
Meskipun proses memasak yang membutuhkan waktu lama, Lapo Siagian selalu menyajikan masakan yang fresh di setiap harinya sehingga mereka mulai mempersiapkan bahan masakan dari pukul 06.00 WIB. Maka dengan itu, sudah dapat dipastikan bahwa makanan yang disajikan enak dan tentunya setara dengan harga yang diberikan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI