Mohon tunggu...
Cantikha Nur Indira
Cantikha Nur Indira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Political Science'21

Seorang mahasiswa Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tantangan Kampanye 2024 bagi Capres dan Cawapres untuk Masa Depan

11 Desember 2023   22:19 Diperbarui: 11 Desember 2023   22:48 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada tahun 2024 mendatang telah membawa sejumlah tantangan yang memerlukan perhatian mendalam dari calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pasangan No. 1 Anies-Imin dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dengan dukungan dari Partai Nasdem, PKB dan PKS, lalu pasangan No. 2 Prabowo-Gibran dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dengan dukungan dari Partai Gerindra, Golkar, PAN dan Demokrat. 

Dan terakhir, pasangan no. 3 Ganjar-Mahfud, pasangan ini satu-satunya yang tidak memiliki Koalisi karena PDI Perjuangan memiliki semacam golden ticket dari KPU karena PDI Perjuangan mempunyai 159 kursi diparlemen, hal ini yang membuat Ganjar-Mahfud tidak memiliki Partai Koalisi, walaupun PPP ikut bergabung untuk mendukung pasangan ini. Dinamika kampanye menjadi panggung kritis di mana masa depan politik Indonesia akan berjalan. Kampanye pemilihan umum presiden dan wakil presiden sudah berlangsung satu pekan. Dimulainya masa kampanye pemilu presiden dan wakil presiden sejak 28 November 2023 turut disambut oleh warganet di media sosial dan secara langsung. Dan, emilihan Umum 2024 sendiri akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 yang akan dilaksakan di seluruh Indonesia

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh capres dan cawapres adalah memastikan penyebaran informasi yang akurat dan transparan. Di dalam era media sosial yang serba cepat seperti saat ini dengan adanya X (Twitter), Instagram, Tiktok, Youtube dan Facebook, kebenaran sering kali terjerat dalam kisaran hoaks dan disinformasi. Oleh karena itu, capres dan cawapres, serta tim suksesnya perlu mengembangkan strategi komunikasi yang efektif untuk mengatasi tantangan dan memastikan pemilih memiliki akses ke informasi yang tepat, bukan memilih ke para buzzer. Konflik politik dan adanya polarisasi politik merupakan ancaman lain yang harus dihadapi oleh para kandidat-kandidat capres dan cawapres nomor urut 1, 2, dan 3 tersebut. Mempertahankan wacana yang santun dan menghormati perbedaan pendapat akan menjadi kunci untuk mencegah pecahnya ketegangan yang dapat merugikan stabilitas politik.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga integritas pemilu. Capres dan cawapres perlu memastikan bahwa proses pemilihan berlangsung adil dan transparan, menghindari praktik-praktik korupsi, politik uang dan membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi demokratis. Karena dari hasil riset, bahwa Partai Politik merupakan institusi yang paling tidak dipercaya oleh masyarakat saat ini. Hal ini yang menjadikan kemunduran Partai Politik dimata masyarakat. Dan kampanye mungkin bisa membawa Partai Politik dipercaya lagi oleh masyarakat dengan memperbaiki kinerja saat adanya pemilu 2024. Namun, di tengah tantangan tersebut, terdapat pula peluang besar untuk membentuk masa depan politik Indonesia yang lebih dinamis dan inklusif. Pemanfaatan teknologi dalam kampanye dapat meningkatkan partisipasi publik dan memberikan akses yang lebih luas kepada pemilih untuk terlibat dalam proses demokratis.

Kampanye yang dilakukan ketiga pasangan juga berbeda-beda. Seperti yang dilakukan oleh pasangan nomor urut 1 yaitu Anies-Imin, pasangan ini memiliki visi yaitu Indonesia Adil Makmur Untuk Semua. Menurut masyarakat, kampanye yang dilakukan oleh pasangan ini lebih berintegritas karena banyak melakukan dialog dengan masyarakat bukan hanya sekedar hiburan dan banyak politik uangnya, selain itu lokasi kampanye yang didatangi oleh pasangan No. 1 ini selalu di kota-kota besar terlebih dulu. Tantangan yang dirasakan pasangan ini adalah menurunnya elektabilitas karena berita hoaks atau berita bohong yang beredar di X (Twitter) yang disebarkan oleh para buzzer.

Selanjutnya, pasangan nomor urut 2 yaitu Prabowo-Gibran, pasangan ini memiliki Visi yaitu Bersama Indonesia Maju, Menuju Indonesia Emas 2045. Menurut masyarakat, saat ini Prabowo berkampanye dengan mengubah imagenya dari yang sebelumnya gagah perkasa, menjadi image lucu atau biasa disebut sebagai 'gemoy'. Pasangan No. 2 ini juga lebih mendekat kepada millenials dan gen z, karena berpasangan dengan Gibran yang mencirikan sebagai "anak muda sekali". Pasangan ini berbeda dengan pasangan sebelumnya, pasangan Prabowo-Gibran ini berkampanye di lokasi kota-kota kecil terlebih dulu, contohnya kota-kota kecil di Jawa barat yang menurut data pendukung mereka lebih banyak di sana. Untuk pasangan ini, tantangan yang dirasakan adalah beredarnya berita lama Prabowo yang merupakan seorang pelanggar HAM (Hak Asasi Manusia) pada 1998, serta berita yang beredar bahwa Gibran Rakabuming Raka yang memberikan susu pada saat melakukan CFD, padahal hal tersebut sudah dilarang.

Dan terakhir, pasangan nomor urut 3 yaitu Ganjar-Mahfud, pasangan ini memiliki Visi yaitu Gerak Cepat Menuju Indonesia Unggul. Menurut masyarakat, pasangan ini memiliki model kampanye yang konvensional dari 2 pasangan sebelumnya. Di mana, pasangan Ganjar-Mahfud ini senang dengan blusukan ke desa-desa, terutama desa-desa di Jawa tengah. Selain itu, pasangan ini masih memakai cara lama dalam berkampanye walaupun Ganjar-Mahfud sendiri mulai mendekati Gen Z dengan cara banyak membuka dialog dengan para pelajar dan mahasiswa. Serta debat baru-baru ini Cawapres No. 1 dan 3 yaitu Bapak Muhaimin dan Bapak Mahfud MD baru saja membuka sesi diskusi dan debat di salah satu saluran televisi swasta dengan dihadiri banyak mahasiswa untuk berdialog. Dan, untuk pasangan no. 3 ini tantangan yang ada karena masyarakat merasa setiap omongan dari Ganjar terasa blunder dan tidak jelas.

Oleh karena itu, capres dan cawapres dapat memanfaatkan platform kampanye mereka untuk mengangkat isu-isu krusial seperti ketahanan pangan, perubahan iklim, mental health, mental issue dan sandwich generation. Dengan menggarisbawahi solusi konstruktif untuk masalah-masalah ini, para kandidat dapat memenangkan dukungan publik dan merancang masa depan politik yang lebih berkelanjutan. Dengan kesadaran akan tantangan ini dan pengambilan langkah-langkah strategis, capres dan cawapres memiliki kesempatan untuk membentuk masa depan politik Indonesia yang kuat, adil, dan berdaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun