Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Hal yang Tidak Menyenangkan sebagai Karyawan Tetap

15 Oktober 2018   14:54 Diperbarui: 15 Oktober 2018   15:28 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: fingerspot.com

Namanya bawahan harus bisa diatur-atur. Dasarnya sih manajemen, dengan alasan manajerial itulah karwayan tetap level rendah dikendalikan sesuai keinginan perusahaan dan atasannya. Bayangkan kalau pikiran kita saja sudah tidak bebas berpikir karena dibatasi oleh SOP dan ribuan aturan yang berlaku. Suntukkan?

Wah, sungguh tidak enak banget. Mau membantah dianggap tidak memiliki etika, menolak perintahnya berlaku pasal melawan atasan dengan sengaja dan berencana, yang hukumannya berat loh.

Lalu, ya memang tidak ada pilihan. Para manajer kadung terdoktrin oleh teori manajemen yang pernah ia pelajari dan tanpa peninjauan ulang, apalagi penyesuaian. Yang ada hanyalah menerapkan mentah-mentah konsep manajemen tersebut.

Sehingga kehidupan di sebuah kantor, organisasi, perusahan ibarat dunia robotik berjalan. Manusia diikat dengan sistem yang membuat mereka bergerak ke satu arah sesuai keinginan pemegang remote. Lihatlah betapa banyak orang kemudian jenuh, stress, bahkan hilang akal sehat saat menjalani sebuah tuntutan pekerjaan. Pernahkah kita berpikir kenapa?

Hal lainnya yang membuat tidak enak menjadi karyawan tetap, manakala terjadi persaingan tidak sehat didalamnya. Prinsip anak tiri dan anak kandung mulai berlaku. Biasanya dimulai dari kebijakan sang atasan yang cenderung membela karyawan yang disukainya secara tidak profesional. 

Kinerja secara objektif sering tidak diketahuinya. Atasan yang egois dan goblok seperti ini hanya mementingkan dirinya sendiri. Ia sering menyandarkan harapannya pada orang lain sesuai nafsu ia saja. 

Akibatnya para staf yang benar-benar bekerja menjadi tidak terlihat dimatanya. Justeru orang lain yang dia berikan apresiasi. Sungguh ini kondisi paling tidak menyenangkan sebagai karyawan tetap. Sebab, mundur salah, bertahan pun menderita.

Inilah soal duka cita berstatus pegawai atau karyawan tetap yang tidak lagi merdeka menentukan hidupnya di kantor. Hampir tidak ada ruang untuk mengekpresikan keinginan pribadi dalam sebuah perencanaan perusahaan. Semuanya harus tunduk pada komitmen yang ada dan disepakati walaupun bukan hasil konsensus bersama.

Meskipun begitu tidak semua pula terdapat hal-hal yang tidak menyenangkan sebagai karyawan tetap. Mungkin saja pengalaman dan pandangan orang lain justru sebaliknya. Tidak enak menjadi tenaga kerja lepas, karena gajinya tidak tetap. Nah bisa jadikan? Jadi apa yang saya tuangkan ini hanya sebagai suatu perspektif.

Kesimpulannya, memang ada positif dan negatif jika menjadi karyawan tetap sebagaimana pula halnya sebagai tenaga kerja lepas atau freelancer. Semuanya terserah kepada orang yang menjalaninya.

Salam***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun