Mohon tunggu...
Wayan Eka Candra Dewi
Wayan Eka Candra Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa

Literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aktivitas Saya di Hari Raya Pagerwesi di Pura Tirta Sudhamala

13 September 2025   22:31 Diperbarui: 13 September 2025   21:28 5
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aktivitas Saya di Hari Raya Pagerwesi di Pura Tirta Sudhamala

Hari Raya Pagerwesi adalah salah satu hari suci yang memiliki makna mendalam bagi umat Hindu. Pagerwesi jatuh setiap Budha Kliwon Wuku Shinta, empat hari setelah Hari Saraswati. Nama Pagerwesi sendiri berarti pagar besi, sebuah simbol kokoh yang mengingatkan kita untuk memperkuat benteng diri agar tidak mudah goyah oleh pengaruh buruk.

Bagi saya pribadi, Pagerwesi selalu menjadi momentum penting untuk merenungkan perjalanan hidup, menyucikan diri, serta memperkuat keyakinan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tahun ini terasa lebih istimewa karena saya merayakannya di Pura Tirta Sudhamala, sebuah tempat suci yang dikenal memiliki mata air penyucian. Suasananya yang alami dan penuh kesakralan membuat seluruh rangkaian upacara terasa begitu hidup dan bermakna.

Perjalanan Menuju Pura

Perjalanan menuju Pura Tirta Sudhamala terasa begitu damai. Udara sore terasa sejuk sehabis hujan, dan di sepanjang perjalanan saya melihat beberapa umat lain yang juga berjalan menuju pura dengan pakaian adat. Hal ini membuat saya merasa semakin bersemangat, karena saya sadar sedang menjadi bagian dari sebuah kebersamaan spiritual yang lebih besar.

Suasana Pura di Hari Pagerwesi

Sesampainya di Pura Tirta Sudhamala, suasana langsung terasa berbeda. Di pintu masuk, sudah banyak umat yang datang, sebagian besar membawa banten atau sesajen untuk dihaturkan. Aroma dupa tercium di udara, bercampur dengan wangi bunga dan suara gemericik air yang mengalir dari pancoran suci.

Di bagian pancoran, umat terlihat berbaris dengan rapi menunggu giliran melukat. Beberapa orang menutup mata sambil berdoa, ada pula yang menampung air di wadah kecil untuk dibawa pulang. Semua aktivitas dilakukan dengan penuh kesadaran dan ketenangan.

Pura Tirta Sudhamala sendiri memiliki keindahan alami yang mempesona. Pohon-pohon rindang mengelilingi area pura, memberikan kesejukan alami. Air suci yang terus mengalir menambah nuansa spiritual yang kuat. Saya merasa berada di tempat yang benar-benar suci, di mana alam dan spiritualitas bersatu menjadi satu kesatuan yang harmonis.

Melukat: Penyucian Lahir dan Batin

Salah satu momen paling berkesan adalah ketika saya melakukan melukat. Ritual ini dilakukan dengan cara berdiri di bawah pancoran air suci yang mengalir dari mata air Tirta Sudhamala. Airnya terasa sangat dingin, menyentuh tubuh dan kepala saya dengan lembut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun