Mohon tunggu...
Candra D Adam
Candra D Adam Mohon Tunggu... Lainnya - The Man From Nowhere

Pecinta Sepak Bola - Penulis (ke)Lepas(an)

Selanjutnya

Tutup

Bola

Naturalisasi Pemain dan Pemain Keturunan - Jalan Terjal Membangun Tim Nasional Sepak Bola Indonesia

1 Desember 2021   20:28 Diperbarui: 28 Januari 2022   04:12 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arnold Van der Vin, Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia pertama asal Belanda. (Dok. Eli Suhaeli/Indosport.com)

Kebijakan Naturalisasi pada Tim Nasional (Timnas) Sepakbola sudah jamak di era sekarang, begitupun dengan penggunaan Pemain Keturunan untuk Tim Nasional Sepakbola.

Bahkan Tim Nasional sekelas Italia, Brazil, Jerman, Russia, Belgia, Portugal, Spanyol dan beberapa Negara dengan kualitas Timnas-nya yang bagus masih saja menggunakan kebijakan Naturalisasi Pemain dan penggunaan Pemain Keturunan. Beberapa negara di Luar Eropa dan Amerika Latin bahkan juga menggunakan kebijakan ini.

Para penggemar sepakbola tentu ingat nama Alex (Alessandro Dos Santos) di Timnas Jepang, Alex adalah salah satu produk naturalisasi Timnas Jepang dari Brazil, juga ada Mauro Camoranesi yang memilih kewarganegaraan Italia agar bisa membela Timnas Italia daripada Argentina.

Beberapa pemain Portugal yang memang punya keterikatan sejarah dengan Brazil -karena Brazil adalah bekas koloni Portugal- semisal Deco (Anderson Luis De Souza), lebih memilih membela Timnas Portugal daripada Brazil. Di Timnas Spanyol ada nama Diego Costa, yang justru tidak memilih Brazil sebagai tanah kelahirannya sebagai "Panji-panji" Nasionalisme nya.

Ada Robert Lewandowski yang dibujuk untuk membela Timnas German namun tetap memilih Polandia, sedangkan Lukas Podolski yang notabene berdarah Polandia lebih memilih untuk membela Timnas German. Begitupun dengan Mehmet Scholl, Mesut Ozil, Emre Can, Sami Khedira, Skodran Mustafi, Ilkay Gundogan, dan beberapa pemain keturunan Imigran atau pendatang dari Eropa Timur, Turki, dan Jazirah Arab yang lebih memilih membela Timnas Jerman daripada membela Tanah leluhurnya.

Timnas Belanda, yang cukup banyak punya pemain keturunan Indonesia, khususnya Maluku, ada banyak darah Maluku yang hilir mudik membela Timnas Belanda setidaknya sejak era Simon Tahamata hingga Giovanni Van Bronckhorst.

(Baca juga: "Paradoks" Belanda dalam Sejarah Sepak Bola Indonesia)

Di Prancis ada Zinedine Zidane, Karim Benzema, Samir Nasri, dan masih banyak lagi pemain dan mantan pemain Timnas Perancis yang merupakan keturunan para Imigran dan pendatang dari jazirah Arab maupun Afrika.

Hal yang sama terjadi pada beberapa Timnas di Eropa yang memanfaatkan jasa para pemain keturunan Imigran dan pendatang, Timnas Belgia tercatat menjadi Timnas yang punya banyak pemain keturunan Pendatang atau Imigran. Selain Belgia dan Perancis ada Swiss, Belanda, Jerman, dan beberapa negara yang menjadi tujuan para imigran dan pendatang dari negara lain.

Bagi beberapa negara yang menerapkan kebijakan Dwi kewarganegaraan, membangun Timnas dengan pemain-pemain keturunan dianggap sebagai "jalan pintas" untuk mendongkrak performa Timnasnya di Level Internasional, yang terjadi dengan Timnas Filipina berbeda dengan Beberapa Timnas di Asia lainnya, Filipina menerapkan kebijakan Dwi kewarganegaraan bagi Warga Negaranya, tak ayal hal ini menjadi jalan bagi terbentuknya Timnas Filipina yang "Semi-Bule".

Ya, setidaknya sejak gelaran AFF Suzuki Cup 2010 Filipina sudah membentuk Timnas yang isinya adalah pemain Bipatride, hampir seluruh punggawa Timnas Filipina waktu itu adalah pemain keturunan yang ada di luar Negeri, yang paling terkenal adalah Neil Etheridge, mantan Kiper Fulham ini punya Paspor Inggris sekaligus Filipina, dan Younghusband bersaudara dimana Philip Younghusband pernah ada di tim junior Chelsea.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun