Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Kadang, Semangat Juang yang Jadi Pembeda

6 Desember 2022   17:29 Diperbarui: 6 Desember 2022   19:52 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Defense Jose Alvarado (sumber gambar thumbnail channel youtube resmi NBA)

   

Paul yang dikenal lebih sering berpenetrasi  dan sekali dua kali melakukan slamdunk sebelum tulang rawan meniscusnya diambil tahun 2010, memang tampil tajam di putaran pertama babak playoff  ketika mengalahkan Dallas Mavericks (2008), tapi defense ketat Paul, Peterson, dan Chandler belum cukup mengatasi permainan dinamis San Antonio Spurs yang mengandalkan umpan antar pemain. 

Terlebih aliran permainan Hornets cenderung statis karena lebih banyak dirancang dan diselesaikan CP3 lewat jumpshot-nya yang mematikan.    

Tiga musm berselang, Hornets era Paul belum berhasil mengulang prestasi yang sama meski mereka sempat diperkuat small forward tangguh Trevor Ariza serta shooting guard tajam Marco Belinelli pada tahun 2011. Mereka dikalahkan Lakers di putaran pertama yang kala itu diperkuat Pau Gasol dan Kobe Bryant.


Sebenarnya Hornets mencoba memperkuat komposisi pemain pada musim berikutnya dengan melepas CP3  ke Los Angeles Lakers untuk mendatangkan forward juara Lamar Odom serta guard muda Houston Rockets Goran Dragic lewat pertukaran pemain yang melibatkan tiga tim yaitu Los Angeles Lakers, New Orleans Hornets, dan Houston Rockets.

Sayang lantaran pemilik Dallas Mavericks, Mark Cuban, dan pemilik Cleveland Caveliers Dan Gilbert tidak berkenan dengan pertukaran yang kelak memperlebar jurang antar tim NBA tersebut, komisioner NBA kala itu David Stern membatalkan perpindahan pemain tersebut.

Alih-alih bergabung bersama Lakers, Paul justru bergabung dengan Clippers dan sebagai ganti, Hornets mendapatkan guard tangkas yang belakangan lebih dikenal sebagai penembak jitu, Eric Gordon, forward cungkring Al Farouq Aminu, dan center Chris Kaman.

Melihat skill pemain Hornets kala itu permainan Hornets sebetulnya menjanjikan. Terlebih nama-nama  pemain yang disebutkan barusan  berhasil menjadi pemain andalan di tim barunya kelak, seperti Gordon yang tampil konsisten bersama Houston Rockets kelak. 

Belum lagi mereka juga diperkuat draft nomor satu kala itu Anthony Davis, serta center kembaran Brook Lopez, Robin Lopez, yang lebih tangkas di bawah jaring ketimbang kembarannya itu.

Sayang meski diperkuat nama-nama menjanjikan Gordon dan Davis belum tampil sematang musim-musim berikutnya sehingga Pels harus berada di luar peringkat 10 besar di tiga musim berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun