Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Kadang, Semangat Juang yang Jadi Pembeda

6 Desember 2022   17:29 Diperbarui: 6 Desember 2022   19:52 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Defense Jose Alvarado (sumber gambar thumbnail channel youtube resmi NBA)

Ingram (14) kesulitan ngirim bola ke Valanciunas karena terhalang Horford dan Tatum. Pergerakan CJ (3) ga ditutup lantaran akurasi 3p kurang konsisten
Ingram (14) kesulitan ngirim bola ke Valanciunas karena terhalang Horford dan Tatum. Pergerakan CJ (3) ga ditutup lantaran akurasi 3p kurang konsisten

//Gambar sepenuhnya hak cipta milik NBA (yang saya coretin pakek shape word)//

Menariknya, meski diperkuat pemain muda menjanjikan, prestasi mereka tidak beranjak dari papan bawah sehingga berhak memilih Zion Williamson pada draft urutan pertama tahun 2019. Sayang Zion harus menepi lebih cepat di tahun pertamanya karena cedera.

Musim berikutnya, duet Zion dan Ingram tampil produktif. Dengan menjadikan small forward cungkring Brandon Ingram sebagai playmaker pelatih Lionel Hollins mengelilingi Ingram dengan pemain yang tidak dikenal jago menembak tiga angka yaitu Lonzo Ball, finalis NBA Eric Bledsoe, dan dua raksasa yang tidak terhentikan di bawah jaring Zion, dan Steven Adams.

Dengan perannya yang bebas, produktivitas Ingram dan Zion langsung meningkat dan mengantarkan mereka terpilih masuk tim all star.

Sayang tanpa pemain berpengalaman yang bisa menginspirasi tim, mereka berada di peringkat 11 musim tersebut. Peringkat mereka bahkan ada di bawah San Antonio Spurs yang tidak lagi diperkuat para pemain all star.

Sayang, alih-alih berusaha meningkatkan kualitas tim dengan mendatangkan pemain senior yang punya rekam jejak bagus musim berikutnya, mereka justru mereka justru melepas beberapa pemain kunci yang tampil meyakinkan musim sebelumnya terutama playmaker Lonzo Ball yang punya umpan jitu namun finishingnya di bawah jaring masih belum terasah, serta center raksasa asal negeri kiwi, Steven Adams.

Channel:Adam Spinella

Pemain yang mengisi peran mereka memang bukan nama sembarangan. Sebagai penembak jitu, Tomas Satoravsky dan Garett Temple merupakan salah satu kepingan yang turut membawa Washington Wizard tampil cukup menjanjikan di era John Wall dan Breadley Beal musim 2013 sampai 2017. Sayang selepas itu, keduanya lebih banyak mengembara dan bermain dari bangku cadangan.

Belum lagi pemain yang mengisi peran Lonzo Ball dan Steven Adams dinilai tidak menjanjikan di atas kertas. Devonte Graham memang scorer mungil produktif yang piawai mencetak angka dengan berbagai cara. Hanya saja, ia belum memberikan bukti nyata ketika bermain Charlotte Hornets selain raihan angkanya yang konsisten.

Begitu juga dengan Jonas Valinciunas, center jangkung dengan jangkauan tangan panjang, yang selama bersegaram Toronto Raptors selalu tampil konsisten. Namun sayang sekitar perempat bagian akhir musim kompetisi 2019, demi alasan taktik, Valenciunas harus berpindah tim, dan perannya diisi Gasol yang seperti kita tahu turut membawa Raptors juara NBA 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun