Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Dilema Los Angeles Clippers

19 Maret 2019   17:36 Diperbarui: 8 Mei 2019   22:07 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Clippersholic.com

Bukan rahasia umum, seorang bintang bisa membuat perubahan di suatu tim NBA. Sebut saja Toronto Raptors atau Atlanta Hawks sekitar tahun 2016. Meskipun tampil meyakinkan di babak reguler, keduanya kurang bisa berbicara banyak di babak playoff. Keduanya seakan mati gaya, menghadapi para pemain yang tampil serius, tidak lagi menyimpan tenaga untuk mengarungi kompetisi yang panjang.

Tim pelatih dan direksi Los Angeles Clippers sepertinya berpikiran begitu. Setidaknya terlihat dari prestasi mereka sekitar bulan Januari. Mereka boleh dibilang kalah lima kali beruntun.

Dua di antaranya ketika bertemu dengan lawan yang di atas kertas bisa mereka imbangi. Detroit Pistons dan New Orleans Pelicans, yang kala itu (dan sampai sekarang) lebih sering kalah. Tidak heran, posisi mereka melorot dari posisi lima besar ke posisi delapan. Posisi yang di atas kertas, meski masih lolos babak playoff, lebih sering disebut posisi penggembira, karena rawan langsung gugur di putaran pertama ketika bertemu tim unggulan.

Dua tim terbawah babak playoff mungkin cukup beruntung bisa melewati putaran pertama babak playoff tapi amat bisa dibilang jarang. Salah satunya adalah New York Knicks.

Knicks berhasil masuk final NBA dengan memulai babak playoff di posisi delapan wilayah timur musim 1998/1999, meski ujung-ujungnya kalah di final saat melawan San Antonio Spurs. Seingat saya musim itu Latrell Sprewell tampil menawan sepanjang babak playoff, meski saat babak reguler lebih sering tampil dari bangku cadangan.


Di luar New York Knicks,  rasanya belum ada tim NBA lain yang membuat keajaiban sejauh mereka di babak playoff dalam 20 tahun terakhir. Mungkin itulah yang ada di benak jajaran tim pelatih, direksi, dan yang pasti beberapa fans Los Angeles Clippers musim ini. Meski terhitung puas dengan hasil yang diperoleh Clippers di awal musim, mereka maklum kalau tim mereka keluar dari posisi lima besar, bahkan tidak lolos playoff musim ini.

Terlebih direksi dan tim pelatih memutuskan mengirim pemain terbaik mereka musim ini, Tobias Harris, ke Philadelphia 76ers. Harris adalah pemimpin raihan statisik Clippers sampai pertengahan musim ini.

Bukan cuma Harris, Clippers juga mengirimkan pemain favorit fans Boban Marjanovic, dan shooter Mike Scott ke tim yang sama, Philadelpia 76ers. Sebagai ganti, Clippers mendapat Mike Muscala dan pemain yang jadi titik lemah Sixers di paruh pertama musim ini, Wilson Chandler, serta guard muda Landry Shammet. Bukan hanya itu, Clippers juga mendapat aset bagus berupa draft putaran pertama milik Sixers tahun 2020 dan draft putaran pertama 2021 yang Sixers peroleh dari Miami Heat.

Ilustrasi: nba.com
Ilustrasi: nba.com
Melihat langkah Clippers, mereka sepertinya ingin mengibarkan bendera putih musim ini dan fokus menjalani musim depan yang lebih cerah. Terlebih mereka juga melepas center utama mereka Marcin Gortat begitu saja, tanpa melalui trade. Clippers baru mendapat pengganti yaitu Ivica Zubac dari Lakers di menit-menit terakhir bursa pertukaran pemain ditutup. 

Tanpa dua center utama, kompisi tim sedikit berubah. Clippers bukan lagi tim dengan komposisi center terlengkap. Mereka tidak lagi punya Gortat yang jago oper atau Boban yang jadi pemain dengan postur terbesar di NBA. Mereka kini hanya punya Harrell yang pantang menyerah merebut bola rebound dan Zubac yang naik daun bersama Lakers di pertengahan musim karena kalem, sabar dalam bertahan, dan mulai rutin mencetak angka.

Sayang Zubac tidak langsung tampil bagus di awal-awal penampilannya bersama Clippers. Zubac perlu waktu lebih dari tiga pertandingan untuk bisa beradaptasi dengan tim barunya. Para fans mau tidak mau membandingkan penampilan Zubac bersama Lakers. Zubac mulai tampil konsisten justru setelah Lakers mendatangkan center cadangan baru. Di masa adaptasi itu, para fans justru lebih yakin dengan pemain-pemain lain yang didatangkan Clippers dari Memphis Grizzlies, juga di saat-saat terakhir jelang bursa perpindahan pemain ditutup, Garrett Temple dan Jamychal Green. Keduanya boleh dibilang pemain bagus, meski Grizzlies lebih sering kalah di akhir-akhir paruh pertama musim ini.

Green dan Temple termasuk pemain yang membawa Memphis Grizzlies menjadi tim dengan pertahanan kokoh di awal musim. Sayang dengan banyaknya pemain yang bergantian cedera, serta banyaknya pemain senior dengan gaji besar, setidaknya untuk satu hingga dua musim ke depan, Grizzlies memilih mengubah visinya begitu tim ini mulai lebih sering kalah. Mereka ingin membangun tim berisi pemain muda secepat mungkin. Paling cepat tentu saja pertengahan musim lalu, sebelum all star lebih tepatnya, sebelum perpindahan pemain ditutup.

Patut diketahui, semakin besar besaran gaji pemain, pajak yang dikeluarkan pemilik tim juga makin besar. Terlebih Grizzlies dikenal dengan banyak pemain senior, yang mungkin kemampuannya sedikit berkurang jika dibandingkan ketika masih lebih muda.

Kebalikan dengan Clippers yang dihuni oleh banyak pemain muda, dan pemain matang yang sebagian kontraknya berakhir musim depan (satu musim setelah musim ini berakhir maksud saya).

Menariknya, pemain muda ini malah tampil bagus. Clippers yang tadinya nyaris terdepak dari posisi delapan besar, sekarang malah berpeluang berada di posisi lima besar, mengingat jarak antara peringkat 5-8 hanya dipisahkan oleh 1-2 kekalahan saja. Green bisa mengisi peran Harris dengan baik meskipun secara statistik tidak sementereng Harris.

Permainan Temple malah membuat para fans Clippers melupakan permainan Avery Bradley yang kerap dikritik fans karena lebih sering tidak konsisten dan menjadi titik lemah pertahanan Clippers. Para pemain baru ini membantu Clippers memenangi delapan dari sebelas pertandingan terakhir. Jumlah kemenangan ini hampir sama dengan jumlah kemenangan beruntun mereka di awal musim.

Hasil yang Clippes tidak bisa dilepaskan dari jadwal mereka di paruh terakhir kompetisi. Jadwal mereka di atas kertas lebih ringan dibanding Los Angeles Lakers dan Sacramento Kings, dua tim yang posisinya tepat di bawah Clippers. Dalam sebelas pertandingan terakhir, mereka kalah dari tim yang di atas kertas memang diunggulkan misalkan Utah Jazz yang mulai tampil konsisten sejak kehadiran Kyle Korver dan mendapat jadwal yang lebih ringan dibanding paruh pertama mereka.

Mereka juga kalah dari Denver Nuggets yang stabil berada di posisi dua besar, serta Portland Trail Blazers yang dalam beberapa musim terakhir memang selalu tampil bagus menjelang akhir musim reguler. Keunggulan Clippers di posisi big man juga berhasil dimanfaatkan ketika bertemu Boston Celtics dan Oklahoma City Thunder.

 Nyamannya posisi Clippers juga terbantu dengan terpuruknya posisi Lakers dan Kings. Lakers yang di awal musim stabil berada di peringkat lima besar, perlahan mulai turun karena berbagai alasan. Mulai dari cederanya Lebron James, isu ditukarnya separuh anggota tim dengan Anthony Davis, ditukarnya Ivica Zubac dengan Mike Muscala, hingga cederanya Lonzo Ball dan Brandon Ingram sampai akhir musim.

Gosip ditukarnya sebagian besar pemain Lakers sedikit mempengaruhi kekompakan tim. Buat apa bermain bagus kalau pada akhirnya mesti ditukar dengan pemain lain. Meski gosip sudah mereda, bukan jaminan musim depan separuh pemain Lakers tadi tidak akan ditukar dengan pemain lain.

Kepindahan Ivica Zubac juga turut mengubah kesolidan tim padahal Zubac adalah pemain kunci yang membuat Lakers dikenal banyak membuat angka sekaligus kokoh di bawah jaring. Sekarang ketidakhadiran Zubac makin terasa karena Lakers lebih banyak menyerang lewat lemparan tiga angka. Tanpa kehadiran Zubac yang rajin mengambil bola rebound, pertahanan Lakers turun dari posisi 6 besar ke peringkat 29 dari keseluruhan tim NBA musim ini.

Di sisi lain, Sacramento Kings juga tidak bisa mengimbangi Clippers di posisi delapan. Kelihatannya kepindahan Iman Shumpert ke Houston Rockets sedikit memberi pengaruh. Harrison Barnes memang lebih jago bertahan ketimbang Shumpert. Sayang akurasi tembakan tiga angka Barnes belum sebagus Shumpert, Padahal, Kings dikenal dengan pertahanan yang kokoh sekaligus serangan balik yang cepat dengan diakhiiri tembakan tiga angka.

Tidak heran posisi Clippers dengan dua pesaing terdekatnya sekarang terpisah cukup jauh. Clippers meraih setidaknya tujuh kemenangan lebih banyak dari pesaing terdekatnya tersebut.

Kemenangan yang boleh jadi mengubah skenario awal yang ditetapkan manajemen Clippers di pertengahan musim. Patut diketahui, sebelum kedatangan pemain baru, Clippers berpeluang merekrut dua bintang sekaligus karena kontrak sebagian besar pemain habis musim ini. Rencana tersebut makin berjalan mulus apabila Clippers tidak lolos babak playoff musim ini, setidaknya tidak ada pemain yang kontraknya harus diperbarui. 

Kini, meskipun kontak pemain baru tidak besar (dan durasinya satu tahun lebih panjang dari pemain yang sudah pindah tim), peluang mereka mendapatkan perpanjangan kotrak makin besar, apalagi kalau mereka terbukti bisa meloloskan Clippers ke babak selanjutnya.

Kontrak baru tersebut mau tidak mau akan mengecilkan peluang Clippers mendatangkan dua bintang yang sudah teruji keandalannya seperti Kawhi Leonard dan Kevin Durant. Kebetulan, Leonard sudah menyatakan lebih memilih Clippers ketimbang Lakers andai kata tampil kurang meyakinkan bersama Toronto Raptors musim ini.

Kevin Durant juga amat mungkin membela Clippers apabila tidak lagi memperkuat Golden State Warriors mengingat sosok yang membawanya ke Warriors, Jerry West, ada di sana. Gaji keduanya kebetulan berkisar 35 juta dolar musim depan, atau setara dengan besar anggaran yang belum digunakan Clippers untuk menggaji pemain musim depan.

Kawhi ma Durant (klutchpoints.com)
Kawhi ma Durant (klutchpoints.com)
Skenario tersebut bisa jadi bubar apabila Clippers memperpanjang kontrak sebagian besar pemainnya musim ini. misalkan Zubac, Green, dan/atau Harrell yang memang bermain bagus. Apabila Clippers memperpanjang kontrak mereka, Clippers mungkin hanya bisa mengontrak satu pemain bagus saja.

Tambahan satu pemain, meskipun itu pemain bintang, jelas tidak akan cukup membawa Clippers memperebutkan posisi tiga besar musim depan, mengingat butuh lebih dari sekedar permainan bagus dan konsisten untuk bisa berada di posisi tiga. Sebuah tim bagus butuh fondasi tim yang sudah teruji dan punya pemain yang bisa mengubah hasil.

Sayang pemain seperti itu tidak banyak di NBA, Sejauh ini mungkin hanya Lebron James, Kevin Durant, Giannis Antetokoumpo, Steph Curry, Paul George, dan James Harden yang memang punya itu semua. Sejauh ini belum ada seorang pemain Clippers yang kelihatan mampu mengubah hasil serta konsisten mencetak 23 angka tanpa banyak bantuan dari pemain lain.

Kedatangan Durant atau Kawhi seorang memang amat mungkin memperbaiki posisi Clippers musim depan, tapi untuk bisa bersaing di posisi tiga besar rasanya belum cukup. Tim yang berada di posisi tiga besar atau juara biasanya punya lebih dari satu orang pemain yang bisa menarik perhatian dua pemain lawan sekaligus.

Seorang Lebron James sudah membuktikan. Terlepas dari cederanya Brandon Ingram dan belum hadirnya center paten dari bangku cadangan kala itu, Lebron James seorang terbukti belum mampu membawa Lakers memenangi pertandingan ketika bertemu Houston Rockets dan San Antonio Spurs. Itulah kepingan yang hilang saat pertama kali Lakers jumpa Rockets dan Spurs musim ini. Saat kepingan sudah tersedia, Lakers masih saja kalah dari tim yang sama meskipun pada saat itu Lakers sedang konsisten meraih kemenangan,

Itulah sebabnya saya penasaran dengan Clippers playoff nanti. Apakah mereka akan tetap bermain kompak atau sekedar saling menunjukkan permainan terbaik demi memikat calon tim baru mereka nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun