Mohon tunggu...
Calvin JordanSimanjuntak
Calvin JordanSimanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Swasta D.I.Yogyakarta

Mahasiswa, D.I.Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Budaya Senyum Salam Sapa, Langkah Kecil dalam Melakukan Komunikasi

24 November 2020   20:07 Diperbarui: 24 November 2020   20:17 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senyum, Salam, Sapa (pngtree.com)

    

Senyum, Salam, dan Sapa, ketiga hal ini kerap kali kita jumpai atau dengar saat melakukan kegiatan sehari-hari. Para pelajar sering menemui papan atau tanda yang berisi ketiga hal tersebut di sekolah mereka, hal ini memang dilakukan agar dapat membentuk karakter yang baik mulai dari dini.

Selain sekolah, orang tua maupun masyarakat dapat juga menjadi perantara untuk mengajarkan budaya ini. Ketiga hal ini menjadi peraturan tersendiri dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik dari anak-anak hingga dewasa. Dengan menerapkan budaya 3S ini dapat menciptakan suasana yang ramah dan nyaman. 

Dengan terciptanya sikap ramah dan nyaman akan dapat membantu kita dalam melakukan komunikasi yang lancar. Sapa dan salam menjadi salah satu cara untuk meningkatkan komunikasi dan menjaga atmosfer keakraban antara kita dengan orang lain di sekitar. (Kompas.com, 2020).

Kita bahas lebih lanjut mengenai Budaya 3S.

Budaya Senyum, Salam, Sapa (3S)

Siapa sih yang tidak pernah menemui 3 kata tersebut? Tentunya semua orang sudah familiar dengan 3 kata tersebut. Ketiga kata tersebut sebenarnya untuk apa sih? Budaya 3S ini merupakan salah satu Langkah kecil untuk memulai proses komunikasi dan merupakan bagian kecil dari sikap sopan santun.

Melihat hal tersebut dapat dikatakan bahwa budaya ini sangat penting, hal tersebut dapat dilihat bahwa budaya ini sudah ditanamkan sejak kecil baik secara informal maupun formal dengan tujuan menciptakan pribadi yang sopan dan santun. 

Pelestarian budaya sopan santun terutama di Indonesia telah gencar dikerjakan sejak dari awal. Sikap ini bisa ditanamkan lewat pendidikan Informal , yakni Pendidikan yang di ajarkan oleh ke-2 orang tuanya pada anak-anaknya. (Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Diponegoro, 2020).

Selain dapat menciptakan pribadi yang sopan dan santun, budaya 3S ini memiliki beragam manfaat. Mengutip artikel 8 Manfaat Menyapa Seseorang Saat Pagi Hari dalam Melani (2017), Orang mencoba mengatakan pagi dengan berbagai alasan diantaranya sopan santun, mengenal rekan kerja, dan mengurangi kecanggungan.

Ketiga alasan tersebut saya ambil dari beberapa alasan yang dicantumkan karena ketiga hal ini selain menjadi alasan juga dapat menjadi manfaat yang dapat kita rasakan saat melakukan budaya 3S.

Komunikasi Nonverbal dan Budaya 3S

Dalam melakukan proses penyampaian informasi dilakukan dengan du acara, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

Secara umum, komunikasi verbal adalah komunikasi yang berbentuk lisan ataupun tulisan, contohnya adalah penggunaan kata-kata. Sedangkan komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, contohnya menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah dan gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara. (Yasmin, 2020)

Budaya 3S (Senyum, Salam, dan Sapa) menjadi salah satu contoh dari penerapan komunikasi verbal. Budaya tersebut menjadi bagian dari komunikasi nonverbal karena, salah satu penerapannya yaitu tersenyum dan melambaikan tangan. Penerapan komunikasi nonverbal ini dilakukan untuk melengkapi komunikasi verbal yang dilakukan.

Dalam budaya 3S, orang yang mengatakan Selamat pagi/siang/sore/malam, mari pak/bu, permisi pak/bu akan disertai dengan mimik muka maupun Gerakan tangan/membungkukan badan yang dilakukan dalam waktu bersamaan. 

Verbal and nonverbal messages interact with each other in six major ways: to accent, to complement, to contradict, to control, to repeat, and to substitute for each other. (DeVito , 2019, h. 132). 

Dari interaksi tersebut yang terjadi dalam budaya 3S ini, Accent (Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam (Sambil tersenyum)), Complement (Tersenyum saat menyapa orang), dan Substitute (Menyapa dengan tersenyum mengantikan mngucapkan salam saat bertemu orang). 

First, nonverbal behavior can sometimes have clear meaning; but it is frequently ambiguous. (Baldwin, Coleman, Gonzalez, & Shenoy-Packer, 2014, h. 160). 

Namun dalam melakukan budaya 3S ini juga perlu memerhatikan dan menggunakan komunikasi nonverbal agar tidak menjadi salah tafsir. Selain itu dengan menerapkan budaya 3S ini dapat membantu anda dalam melakukan proses komunikasi.

Daftar Pustaka

Baldwin, J. R., Coleman, R. R., Gonzalez, A., & Shenoy-Packer, S. (2014). Intercultural Communication for Everyday Life (1 ed.). United Kingdom: Willey Blackwell. Retrieved November 24, 2020, from bookshelf.vitalsource.com

DeVito , J. A. (2019). The Interpersonal Communication Book (15 ed.). United Kingdom: Pearson Education Limited. Retrieved November 24, 2020, from bookshelf.vitalsource.com

Kompas.com. (2020, September 19). Home/Skola. Retrieved November 24, 2020, from kompas.com

Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Diponegoro. (2020). LPPM Menjawab Katagori: KKN Pengertian Sopan Santun Dan Etika Prilaku Manusia Beserta Contohnya. Retrieved November 24, 2020, from lppm.undip.ac.id

Melani, A. (2017, Mei 28). Home>Bisnis>Ekonomi. Retrieved November 24, 2020, from liputan6.com

Yasmin, R. A. (2020, Juni 12). Home Articles / CommunicationKomunikasi Verbal VS Komunikasi Non-Verbal. Retrieved from binus.ac.id:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun