Mohon tunggu...
Calon Pujangga
Calon Pujangga Mohon Tunggu... Lainnya - Masih amatiran. Terima kasih sudah membaca dan berkunjung. :)

Calon Pujangga hobi menulis, membaca karya sastra dan berteater. Suka sama seni dan berwisata. Isinya kisah-kisah dan ragam konten lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Yang Mustahil Menjadi Mungkin

31 Desember 2020   09:00 Diperbarui: 31 Desember 2020   09:03 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kredit : Nawacita.co

Tahun 2020 merupakan tahun yang berbeda. Sebelumnya, banyak berita bahwa di China ada virus yang sangat berbahaya bagi manusia. Berita-berita tersebut sampai masuk ke media Indonesia. Virus ini telah menyerang ke seluruh belahan dunia. Ya, kita menyebutnya sebagai virus Covid-19 (Corona). Virus Corona yang menjadi pandemi merupakan jenis SARS-CoV-2 . Aku juga sempat mendengar beberapa kabar yang beredar, sebenarnya awal Januari 2020 sudah masuk ke Indonesia. 

Namun, baru terindikasi pada tanggal 2 Maret 2020, setelah ada pengumuman mengenai kasus dua pasien positif Covid-19. Sejak saat itu, pemerintah menerapkan sistem Lockdown. Ada yang berbondong-bondong membeli kebutuhan pokok, masker, dan hand sanitizer. Kala itu, tidak mudah bagi kami untuk menemukan masker dan hand sanitizer, baik di apotek maupun market. Sebab, ada saja oknum yang menumpuknya, lalu menjualnya di online shop dengan harga yang bukan main. Kami begitu takut untuk keluar rumah, takut terpapar virus mematikan ini. 

Berbagai rasa dirasakan bercampur padu pada tahun 2020. Tak terasa, sudah memasuki tanggal 31 Desember sebagai penutup tahun. Kami menerima kabar duka dari orang-orang tercinta dan tetangga. Mereka yang pernah terpapar Corona. Kehilangan dan putus kontak dengan beberapa orang. 

Komunikasi secara daring dan virtual. Menahan rindu untuk berjumpa dan berinteraksi langsung dengan rekan. Jenuh dan bosan ketika harus di rumah saja. Pembelajaran daring dengan tugas menumpuk dan penjelasan materi yang kurang mumpuni. Berita dari media, seperti perkembangan mengenai kasus Covid-19. Iklan layanan masyarakat di media yang banyak menampilkan kebiasaan yang dilakukan selama normal baru. Namun, ada beberapa yang tak menerapkannya dan malah masa bodoh dengannya. 

Selama masa di rumah saja, ada beberapa hal yang mustahil menjadi mungkin. Pencapaian receh tahun ini dengan apresiasi dari dalam diri. Aku yang terlalu sangat bosan, dari mulai muncul ide sampai buntu. Aku yang sebelumnya sangat jarang memasak, karena kesibukan kuliah luring, setelahnya aku menjadi sering memasak. Mencoba aneka resep baru. Aku yang sebelumnya abai dengan tugas kuliah, sekarang rajin membuat daftar tugas apa saya. Mengerjakannya satu persatu. Tentu saja, ada tugas yang sangat rumit hingga membuatku pusing tujuh keliling. 

Tugas yang sangat rumit, ditambah pandemi yang serba terbatas aksesnya. Tugas serumit apapun itu, pasti ada masa dimana kita berhasil menyelesaikannya. Khusus untuknya, aku memberikan apresiasi kecil kepada diriku sendiri. Apresiasi kecil dengan membeli Boba dan jajan seblak. Info lomba menulis banyak kucari di internet.  Ada yang gagal dan berhasil dalam perlombaan. Tak membuatku patah semangat dan berhenti menulis. 

Ya, tak apa. Besok kita coba lagi. Membaca buku dan menulis jurnal sebelum tidur yang dapat meredakan Overthinking. Kemudian, diriku yang sebelumnya hanya menulis puisi, mencoba menulis konten blog. Terkadang, jika aku tak bisa membeli Boba dan jajan Seblak karena krisis keuangan, aku menambalnya dengan hobiku yang lain. Menonton anime, serial drama, dan membaca Manga. Meluangkan waktu untuk melihat senja di atap rumah sembari makan gorengan. Burung-burung bernyanyi beterbangan menghiasi langit. 

Apresiasi diri dalam sukma yang tak nampak secara visual. Evaluasi diri sendiri dan merancang rencana. Apa yang ingin kulakukan di tahun yang akan datang. Memaafkan diri atas masa lalu yang menyakitkan. Kegagalan, keputusan buruk, kebiasaan buruk, kekurangan atau bahkan sampai mempercayai orang yang salah. Menjadi diri sendiri, tanpa perlu berpura-pura demi mendapatkan lirikan orang lain. Merangkai afirmasi positif sebagai pedoman untuk bertahan hidup. Kalimat afirmasi positif seperti :

"Saya pasti bisa mencapai impian saya."

"Hari ini, saya hidup penuh energi dan sukacita."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun