Mohon tunggu...
calistahatyan
calistahatyan Mohon Tunggu... Pelajar

Berenang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Monolog Malam Sunyi

20 Februari 2025   12:18 Diperbarui: 20 Februari 2025   12:18 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam sunyi malam, aku terkurung sendiri,

Hantu penyesalan menghantui setiap hari.

Kutukan membahana, menusuk kalbu sendiri,

luka batin menganga, tak terobati.

Tangan-tangan ini, yang dulu tegar perkasa,

kini gemetar, menanggung beban dosa.

Satu kesalahan, menghancurkan segalanya,

kaki yang kokoh, kini remuk tak berdaya.

Kebahagiaan? Kata asing bagiku selama ini,

hanya air mata dan duka yang selalu menari.

Tapi cukup! Mulai hari ini, aku berteriak:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun