Mohon tunggu...
ruslan effendi
ruslan effendi Mohon Tunggu... Pengamat APBN dan Korporasi.

Lulusan S3 Akuntansi. Penulis pada International Journal of Public Administration, Frontiers in Built Environment, IntechOpen, Cogent Social Sciences, dan Penulis Buku Pandangan Seorang Akuntan: Penganganggaran Pendidikan Publik Untuk Kualitas Dan Keadilan (Pengantar Prof. Indra Bastian, MBA., Ph.D.)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Warning China kepada Negara-negara Penego Tarif Trump

23 April 2025   08:40 Diperbarui: 23 April 2025   08:40 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

China baru-baru ini melontarkan peringatan keras kepada negara-negara yang terlibat dalam negosiasi tarif dengan Amerika Serikat di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia. Peringatan ini ditujukan kepada negara-negara yang berusaha mencapai kesepakatan dengan AS yang dapat merugikan kepentingan China, terutama dalam konteks perang dagang yang terus berkembang.

Beijing menyatakan bahwa mereka akan dengan tegas menanggapi setiap upaya negara lain untuk mengorbankan hubungan ekonomi mereka dengan China demi memenuhi tuntutan AS. Dalam pernyataannya, Kementerian Perdagangan China menegaskan bahwa negara-negara yang memilih untuk bekerja sama dengan AS dalam negosiasi tarif ini harus sadar akan konsekuensinya. China tidak akan segan-segan mengambil langkah balasan yang setimpal dan saling menguntungkan jika kesepakatan tersebut merugikan pihaknya.

Peringatan ini muncul setelah laporan yang mengungkapkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump tengah mempersiapkan kebijakan untuk menekan negara-negara yang meminta pengurangan atau pembebasan tarif dengan AS, dengan syarat mereka harus membatasi perdagangan dengan China. Hal ini tentu saja memicu kekhawatiran di kalangan negara-negara yang memiliki hubungan perdagangan yang kuat dengan China, seperti negara-negara ASEAN dan Jepang.

China, yang merupakan mitra dagang terbesar bagi banyak negara di Asia Tenggara, memandang kebijakan tarif AS sebagai bentuk pemaksaan yang tidak adil. Negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Vietnam, yang memiliki ketergantungan besar pada perdagangan dengan China, mungkin merasa terjebak di antara dua kekuatan besar ini. Oleh karena itu, China mengimbau mereka untuk tidak terperangkap dalam taktik perdagangan AS yang bisa merugikan ekonomi mereka sendiri.

Dalam beberapa hari mendatang, China bahkan berencana untuk mengangkat masalah ini di Dewan Keamanan PBB, mengkritik AS karena menggunakan tarif sebagai senjata ekonomi untuk memaksakan keinginan mereka. Beijing menyebut langkah ini sebagai bentuk "bullying" yang merusak stabilitas global dan upaya perdamaian dunia.

Bagi banyak negara, pilihan untuk berdiri di samping China atau AS bukanlah hal yang mudah. Perdagangan antara negara-negara ini sangat besar, dengan total perdagangan China dengan ASEAN saja mencapai lebih dari $230 miliar pada kuartal pertama 2025. Hal ini menjadikan Asia Tenggara sebagai salah satu kawasan yang paling rentan terhadap dampak dari kebijakan perdagangan global.

China pun menegaskan bahwa mereka akan terus berusaha membangun solidaritas dengan negara-negara lain, memperluas lingkaran mitra dagangnya, dan menghindari kebijakan yang berfokus pada pemaksaan dari pihak luar. Peringatan ini menggarisbawahi keseriusan China dalam mempertahankan posisi dan kepentingannya di pasar global, meskipun menghadapi tekanan yang besar dari Amerika Serikat.

https://www.msn.com/en-us/money/markets/china-warns-countries-against-striking-trade-deals-with-us-at-its-expense/ar-AA1DiFsq?ocid=BingNewsSerp

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun