Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rapuhnya Keadilan

13 November 2022   07:59 Diperbarui: 13 November 2022   08:03 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak bosan ikut drama pengadilan negeri ini,
  Ternampak dunia hukum dipermainkan kini.
    Begitu besar pengaruhnya seorang penguasa,
      Mungkin justru uang lah yang lebih berkuasa.


      Menonton drama pengadilan tak beda acara di TV,
    Sang sutradara akan mencari pemain saling berganti.
  Lebih tepat jika kita menonton tebak kasus misteri,
Arah skenario seolah diracik sering bergonta-ganti.


Drama pengadilan kini tak sekedar hitam dan putih,
  Penuntut dan tersangka sedang adu argumentasi.
    Bingung mengikuti dan buat penonton selalu emosi,
      Lain dimulut saat buat pengakuan tapi lain di bukti.


      Pengakuan dengan sumpah bersama kitab suci ditangan,
    Tak bisa menjamin bahwa kejujuran akan diungkapkan.
  Berbagai tekanan dan rayuan bisa mengubah pendirian,
Ancaman pengadilan pun diabaikan karena perlindungan.


Ku hanya bisa melihat dikejauhan sambil mengurut dada,
  Betapa rapuhnya hukum kita dan dibuat porak poranda.
    Ini bisa jadi sebagai pembelajaran dan juga refleksi kita,
      Sebagai simpulan kepentingan lah menjadi aktor utama


Bekasi menebak diufuk senja, 12/11/2022, @Cakbro
#KeadilanRapuhKarenaKepentingan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun