Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Memahami Teori Followership untuk Mendeteksi Perilaku Pegawai

2 Oktober 2021   08:01 Diperbarui: 2 Oktober 2021   08:09 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebab, mereka sudah merasa berada di zona yang nyaman. Kalaupun atasan sudah membuat keputusan untuk dilaksanakan, maka mereka akan memengaruhi pegawai lainnya bahwa ide tersebut hanya akan memperoleh kegagalan.

Sikap toxic selanjutnya adalah selalu mencari sensasi. Ada pegawai yang selalu bersikap dengan melempar berbagai ide atau kritikan saat melakukan proyek dan hanya menguras energi bagi tim, sehingga tim tidak fokus terhadap proyek. Kemajuan proyek sering terhambat karena para anggota tim terpaksa harus meladeni sikap-sikapnya.

Adapun sikap egosentris biasa ditunjukkan oleh pegawai yang sebenarnya cerdas, melemparkan isu tertentu dengan tujuan untuk memperbaiki hasil kerja dan melindungi hak pegawai. Akan tetapi sebenarnya dia bersikap seperti itu karena ada kepentingan di dalamnya.

Misalnya, dia akan berupaya melakukan kasak-kusuk dan negosiasi seolah memperjuangkan hak rekan-rekannya agar gaji meningkat dengan alasan perusahaan sudah lama tidak mengevaluasinya. Padahal, dengan peningkatan gaji karena dia ingin meminta kenaikan plafon kredit untuk bisnis di luar organisasi.

Ada pula sikap temperamen atau emosional yang ditunjukkan pegawai ketika berinteraksi dengan atasan atau rekan kerja. Pegawai tipe ini sangat sulit menerima masukan atau tidak bisa bekerjasama dengan baik dalam suatu tim. Adapun penyebar gosip ialah pegawai yang seringkali melempar isu-isu yang tidak bertanggung jawab, sehingga selalu membuat resah suasana kantor.

Ketika ada mutasi atau rolling pegawai, dia akan kasak-kusuk bahwa ada ketidakadilan organisasi mengapa seseorang dipindah. Selanjutnya, dia akan menyebar info tanpa diklarifikasi kebenarannya sehingga timbul kecurigaan di antara rekan-rekan dan membuat lingkungan kantor menjadi tidak kondusif.

E. Penutup 

Organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang saling berinteraksi dan berkomunikasi dengan motivasi dan kepentingan masing-masing. Harus ada kesepakatan dan komitmen yang sama untuk bersama mencapai tujuan organisasi.

Faktanya, selama ini pegawai atau pengikut lebih sering dianggap sebagai bagian dari obyek atau benda mati, dan pemimpin dianggap sebagai faktor kunci untuk mencapai keberhasilan tujuan organisasi. Tidak mengherankan banyak pula organisasi yang menempatkan pimpinan sebagai pengelola organisasi dengan persyaratan dan kualitas sempurna, namun ternyata tidak menghasilkan performance yang diharapkan.

Hal tersebut disebabkan pimpinan tidak memahami bahwa SDM atau pegawai di dalamnya memiliki berbagai karakter dan motivasi, sehingga terkadang pimpinan sering menghamburkan energi dan waktu lantaran tidak mampu menyelesaikan permasalahan SDM -- terutama masalah non teknis - secara efektif.

Dengan memahami konsep followership tersebut minimal pimpinan dapat mengerti dan membuat langkah-langkah strategis bagaimana melakukan koordinasi, kolaborasi dan elaborasi atas proyek kegiatan yang harus dilaksanakan pegawai melalui pengelolaan secara efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun