Puisi Kemerdekaan Para Milenial
Hai Pahlawan,
Kami baca sejarah,
Kalian begitu berani,
Berjuang demi ibu pertiwi.
Relakan korban harta dan nyawa,
Demi merebut kemerdekaan.
Hai Pahlawan,
Kami tonton film perjuangan
Yang diadakan disekolah,
Begitu perkasanya dirimu
Yag berani bertempur
Diantara desingan peluru
Dan hanya bersenjata bambu.
Sudah 76 tahun kisah itu berlalu,
Setiap tahun selalu jadi
Acara seremonial dilayar kaca.
Kami generasi milenial,
Katanya disuruh mengisi kegiatan,
Untuk lanjutkan perjuangan kalian.
Kami latihan bertempur lho,
Lewat permainan game on-line.
Bagaimana menghabiskan musuh,
Dan bertempur dengan sungguh.
Bahkan kami korbankan uang jajan,
Demi pulsa agar permainan dilanjutkan.
Kami generasi milenial,
Diajarkan tentang pekik kemerdekaan.
Kami juga berteriak lho,
Dalam acara musik cadas
Saat ada panggung hiburan.
Teriakan kami bahkan lebih lantang.
Tapi kenapa kami disalahkan?
Saat kami bertarung dengan musuh sesungguhnya,
Dalam acara tawuran sekolah,
Justru kami dihukum guru pembina.
Padahal kami berjuang untuk melawan,
Karena mereka melecehkan sekolah kami,
Karena mereka mengejek teman kami.
Bukankah itu perjuangan
Untuk pertahankan nama sekolah kami,
Seperti kalian berjuang,
Pertahankan harga diri bumi pertiwi.
Tapi mengapa kami disalahkan?
Kami dinasehati oleh guru dan orang tua kami,
Untuk selalu belajar yang rajin,
Agar kelak menjadi pintar
Dan berguna bagi bangsa dan negara.
Kami sudah rajin belajar,
Untuk pintar hanya
satu hingga tiga rankingnya.
Tak mungkin semua bisa juara.
Kalau pintar bisa jadi pemimpin negeri ini,
Tapi kami lihat para pemimpin
Tak semua orang pintar disekolahnya.
Yang pintar cuma jadi guru atau dosen saja.
Kalau pintar bisa sukses jadi pengusaha,
Tapi kami lihat para pengusaha,
Banyak yang drop out atau tidka sekolah,
Yang pintar cuma jadi karyawan atau manajer saja.
Kenapa kami disalahkan?
Percayakan kepada kami,
Mengisi kegiatan negeri dengan
Cara kami sendiri.
Kami juga belajar koq,
Tentang kesuksesan negeri lain,
Namun kenapa kalian
Memaksa dengan cara kalian sendiri.
Yakinlah negara ini tak kan hancur,
Seperti yang kalian ributkan.
Kebebasan kami berekspresi,
Kalian bilang hanya pesta pora saja.
Paham gak sih..
Siapa yang bisa pengaruhi
Kebijakan kalian?.
Lewat dunia maya,
Kami bisa habisi kalian.
Karena kami tak suka basa-basi,
Tak suka tata birokrasi,
Rasa sungkan atau hormat fantasi.
Dianggap melawan,
Jika tak taati aturan,
Padahal sudah usang dilapuk jaman.
Bisnis kami dalam digital  dan dunia maya,
Agar tak tersentuh kebijakan kalian.
Kami ciptakan sendiri aturan.
Tak ada yang dirugikan,
Tak ada uang siluman
Biarlah kami bangun negeri ini,
Dengan cara kami sendiri.
Karena ibu pertiwi kalian,
Berbeda dengan ibu pertiwi kami.
Salam hormat,
Generasi Milenial.
#TerlihatBengalTakSukaFormal#