Diam-diam merayap.
Mungkin karena tidak ada nyamuk, sepasang cicak muncul entah dari mana menuju tepat ke hadapanku, seperti mereka sedang "honeymoon", namun seketika itu juga mereka sadar ada manusia yang mengawasi dan  'freeze!'. Ikutlah aku diam dan tanpa sadar mulai menatap dan memperhatikan dua ekor cicak ini, mereka pun terlihat seperti melakukan hal yang sama terhadapku dan mulailah bermunculan "tanda tanya" dalam pikiran, apa yang sedang dipikirkan cicak ini?, mengapa cicak ini tidak langsung pergi saja dan sembunyi?, apakah cicak ini sedang meminta makanan?, karena kebetulan ada roti di depanku dan aku pun masih terus bertanya-tanya sambil mengawasi sepasang cicak ini. Ckck, sesaat kemudian pulang juga kesadaran ke pikiran ini, menanyakan untuk apa aku menebak-nebak pikiran cicak, seperti orang  gila. Ok!, saya setuju dengan kesadaran saya, abaikan si cicak, kembali ke laptop, kembali ke pekerjaan. Kesadaran yang baru saja mampir sudah mulai tidak banyak mengeluh lagi perihal apa yang sedang dan akan aku lakukan.
Hampir tiga menit pasangan cicak ini ternyata masih di depanku, masih tetap diam, ah, salah satu cicak merayap, aku tidak tahu apakah jantan atau betina yang bergerak, yang jelas ia mulai mendekati pasangannya, kesadaranku nampaknya mulai "pergi" lagi, atau malah mulai ikut-ikutan penasaran dengan dua cicak ini, karena yang jelas pada pengamatanku terhadap cicak yang kedua kali ini, aku masih ingat untuk tidak perlu bertanya-tanya tentang pikiran cicak seperti sesaat sebelumnya yang berarti aku sedang bersama kesadaran, hanya saja sedang tertarik dengan apa yang akan dilakukan dua cicak ini, dan benarlah dugaanku tentang akan berlangsungnya perkawinan cicak ini dan aku menjadi saksi matanya.
Nah, tak lama kemudian kesadaranku pergi lagi karena aku mulai kedatangan "tamu-tamu" lain di alam pikiranku yang mengajak berdiskusi, bukan soal cicak melainkan tentang hubungan antar makhluk hidup, seperti sepasang cicak ini, namun bukan juga soal cara berkawin, tetapi lebih menyangkut hubungan non-fisik. Cicak sebagai reptilia jelas mengandalkan insting hewannya untuk menemukan pasangannya demi meneruskan generasi genetiknya, saya pun punya insting seperti itu, tetapi karena aku manusia maka aku juga teringat perihal "hati" manusia yang banyak dibicarakan orang sebagai sesuatu yang paling berharga dari manusia.
"Hati" ini yang aku sedang cari-cari, yang banyak orang awam menyinonimkan dengan kata "love". Anehnya, "hati" ini begitu membuatku addicted untuk terus mengejarnya namun juga begitu menakutkan untuk kutemui. Aku terus mengincar "hati" yang karena murninya maka tak berwujud bentuk dan aku takut menghadapinya karena "hati" itu tersimpan dalam "cangkang" yakni manusia-manusia yang sangat rapuh dan rentan hancur karena tindakanku dan sayangnya "cangkang" itu sering mengelabuhi manusia lainnya. Seringnya aku menyaksikan secara fisik hal-hal yang disebut oleh orang-orang sebagai bukti adanya "hati" semakin memberatkan kepala untuk memahami cara menghadapinya yang terkadang mendesakku agar menyerah dan segera mengandalkan insting hewanku, toh pasti ada alasan mengapa aku memiliki insting tersebut. Perihal "hati" yang sedang kucari-cari, sering terbantah olehku sendiri bahwa "hati" hanya akan memakan waktu untuk dipahami oleh manusia itu sendiri karena kejelasannya hanya akan ada di akhir hidupnya, seperti halnya sebuah kesimpulan yang hanya akan terungkap setelah terbacanya seluruh isi sebuah buku, yang lebih baik aku jalani saja dulu sampai akhir hayat.
Fuuh, berpikir soal "hati" karena cicak, rupanya kesadaranku pergi terlalu jauh sampai lupa mengawasi isi pikiranku yang akhirnya terburu-buru kembali menyadarkan agar aku mau kembali melihat cahaya dengan mata kepalaku, mencium aroma parfum dengan hidung, meraba dengan kulit, dan menggunakan seluruh inderaku untuk kembali merasakan penuh wujud dunia. Satu kesadaranku ini rupanya cenderung membawaku begitu jauh dalam menjelajahi dunia yang membuat insting hewanku lebih dominan, sedang kesadaranku yang lain membuatku mendambakan dengan perih demi ketakternilaian "hati". Dua kesadaranku membuatku sulit memilih, sampai-sampai aku masih belum bisa sadar sepenuhnya, aku masih "gila".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI