Mohon tunggu...
Cahyo Adi Nugroho
Cahyo Adi Nugroho Mohon Tunggu... Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 24107030095

Bermimpi boleh tapi jangan lupa bangun

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sebuah Cerita Tentang Ketenangan dan Luasnya Alam : Cerita di Pantai Watu Bolong

23 April 2025   22:39 Diperbarui: 23 April 2025   22:39 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi saat berkunjung di Pantai Watu Bolong 

Ada kalanya kita butuh berhenti sejenak dari hiruk-pikuk kota, dari rutinitas yang berulang, dari layar-layar yang tak henti menyala. Leburan menjadi salah satu jawaban dari sebuah pelarian kecil menuju ketenangan yang hakiki.

Ketenangan yang sangat didambakan oleh para setiap orang untuk merilekskan pikiran tubuh untuk menjalani hidup nya kembali dengan Heppy kembali.

Namun, ketenangan maupun rasa lelah tak bisa lagi ditenangkan oleh musik, kopi, atau scrolling media sosial. Di saat seperti itu, alam menjadi satu-satunya pelarian yang masuk akal. 

Dan Pantai Watu Bolong di Gunungkidul adalah salah satu tempat yang bisa menjadi rekomendasi tempat bersantai dan menikmati suasana tenang di dunia yang sibuk ini.

Gunungkidul tidak ada matinya untuk memanjakan para wisatawan dengan perkembangan objek wisata nya. Dari tahun ketahun pasti ada saja pantai baru yang viral di media sosial. Giliran pantai Watu Bolong menjadi pembahasan kita.

Pantai Watu Bolong Berada di desa Banjarejo, Kec. Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul. Tepatnya disamping Pantai Ngrumput. Kalau kalian tidak tau pantai Ngrumput yang bisa dibilang pantai Watu Bolong juga berdampingan dengan pantai Drini yang viral juga dengan dibangunnya Drini Park kemarin. Juga masih satu pesisir pantai selatan Jawa. 

Pantai ini punya karakter yang khas yaitu batu-batu karang besar yang menjulang dan menjorok ke laut, seolah menjadi benteng alami yang menjaga garis pantai. Uniknya, ada lubang besar di salah satu karang utama yang menjadi asal nama Watu Bolong, yang dalam bahasa Jawa berarti batu berlubang.

Terlihat hamparan pasir putih yang lembut, berpadu dengan batuan karang yang menjulang kokoh di tepian laut. Bukannya tampak garang, karang-karang ini justru terlihat bersahabat, ditumbuhi hijau-hijau semak dan pandan laut yang tumbuh liar. Alam seperti sedang menunjukkan caranya sendiri untuk menyembuhkan dengan keheningan, dengan angin laut, dengan suara ombak yang tak pernah bosan menyapa pantai.

Langit cerah memayungi seluruh pemandangan, seolah mengatakan, Hari ini baik-baik saja. Awan putih menggantung dengan santai, menciptakan kontras yang sempurna dengan birunya laut. 

Perpaduan yang sempurna yang di buat sang pencipta untuk hambanya yang ingin merilekskan tubuh sebentar. Juga menghargai dan menyukuri betapa indahnya panorama alam yang di buat oleh sang pencipta.

Saat kalian sampai disana, pertama yang kalian temui bukanlah suara orang atau keramaian wisata, tapi desiran ombak yang menghantam karang, angin laut yang sejuk, dan langit biru yang terbentang luas. 

Di bagian kanan pantai, ada jembatan kayu kecil yang menghubungkan tebing-tebing karang. Jalur ini tidak hanya menawarkan pemandangan laut lepas, tapi juga mengajak kita berjalan pelan, menikmati setiap hembusan angin dan percikan air asin yang terbawa ombak. Tempat ini bukan untuk mereka yang terburu-buru. Di sini, semuanya mengalir lambat, penuh kesadaran, dan penuh rasa syukur.

Di sisi kiri, seorang duduk sendirian di atas batu. Memandang laut. Mungkin sedang merenung, bersyukur, atau hanya bersantai entahlah. Yang jelas dia tambak damai dengan keadaan. Menikmati waktu yang menjadi lama dan menenangkan Mungkin itu lah yang kalian cari.

Pantai Watu Bolong tidak hanya menyuguhkan keindahan visual, tapi juga rasa. Rasa bahwa kita kecil di hadapan luasnya dunia. Rasa bahwa segala yang rumit bisa disederhanakan saat kita cukup berani menepi. Rasa bahwa alam punya caranya sendiri untuk membuat kita merasa utuh kembali.

Pantai Watu Bolong bukan hanya tentang pemandangan. Ia adalah ruang untuk diam, untuk mengingat kembali bahwa hidup tak selalu harus ribut. Ia adalah pengingat bahwa ketenangan tak perlu dicari jauh-jauh, cukup datang dengan hati yang siap untuk mendengar dan merasakan.

Nikmati setiap duburan ombak untuk menghilangkan penat di pikiranmu. Keluarkan semua penat mu di sini. Semua akan baik baik saja. Dan dirimu akan kembali ke setelan terbaik mu

Dan di antara pasir putih, batu karang, dan langit luas itu siapa pun bisa merasa pulang.

Sungguh luar biasa nya ciptaan Tuhan 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun