Mohon tunggu...
Dion
Dion Mohon Tunggu... Lainnya - orang biasa

Orang biasa yang tak punya apa-apa dan terus belajar untuk menulis dan menikmati kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berlian dan Debu

26 April 2021   10:18 Diperbarui: 26 April 2021   10:31 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku pernah menemu rasa
Dengan wanita yang dulunya tak pernah ada
Sekuntum bunga kuramu
Namun, paras dan senyum miliknya
Mengalahkan hingga tak bersisa
Segunung kata pernah kususun bertangga
Namun janji dan lirik milik bibirnya
Tak setimpal dengan itu
Miliknya tak terhingga
Pernah juga aku merancang surga
Tapi pikir dan iman yang melekat padanya
Tak dapat kutemukan ujungnya
Hingga
Satu kata pernah terlirih pelan di bibirku
"Menyerah"
Satu kata pasrah
Namun tak menyelesaikan masalah
Wanita itu semakin tinggi
Ketika daunku sudah berupa layu dan menunduk
Waktu terus berlalu
Namun pasrahku terus kaku
Musim terus berganti
Namun semangatku tak mau tak mati
Hari terus berlaju
Namun cintaku tak kuat lagi
"Pasrah, aku datang"
Sebab, tak ada lagi gunanya
Jika mata terus melotot
Jika mulut terus berkutip
Dan hati terus berharap
Dia hanya seorang berlian
Yang dicinta sebuah debu di sudut rumah papan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun