Mohon tunggu...
Wahyu Nugraha
Wahyu Nugraha Mohon Tunggu... Penulis buku dan Guru Sejarah Kebudayaan Islam dan Founder Taman Belajar Madrasah Rumi

Seseorang yang senang membaca, menulis dan melukis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Bukan Pengangguran

21 Mei 2025   11:40 Diperbarui: 21 Mei 2025   18:47 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Foto Pemuda (Sumber: Pexels/Nathan Cowley

Pria berusia 23 tahun itu bernama Reza. Dia adalah tetangga dekatku, tempat tinggalnya hanya terhalang satu rumah dari tempat tinggal ku. Reza adalah saudara teman sekolahku, Nita namanya. Dia tinggal bersama bibinya semenjak kedua orang tuanya sama sama pergi kerja ke Malaysia. 

Aku tidak bermaksud memuji secara berlebihan, tapi memang secara fisik Reza adalah pria yang tampan.

Reza memiliki wajah yang tampan, hidungnya mancung seperti hidungnya artis India Hrithik Roshan, kulitnya putih, saking putihnya ketika Reza habis berolah raga sepak bola di bawah panasnya sinar matahari, kulit wajahnya bukannya berubah hitam tapi berubah menjadi putih kemerah merahan. Namun yang sering kali jadi obrolan para gadis di desa tentang fisiknya Reza adalah bola mata dan gigi serinya. Menggemaskan. 

Akan tetapi, di zaman sekarang, ketampanan seorang lelaki belum dikatakan cukup untuk berpacaran bila  belum mapan dalam ekonomi. Kata orang tua di desa sering berkata, "Cinta tidak bisa memberi minum, makan dan pakaian. Daging manusia juga tidak enak dimakan"

Kegiatan sehari harinya tidak begitu mengesankan. Dimulai dengan bangun pagi, setelah bersih bersih kamar dan halaman rumah lalu sarapan. Berbeda dengan Reza, di saat pemuda yang lain berangkat kerja ke pasar, ada pula yang ke bengkel, ada pula yang ke sawah, Reza malah asyik dengan ayam jago dan burung Pipit peliharaannya satu satunya. 

Sering kali aku melihat ketika hendak berangkat sekolah atau ketika kebetulan aku sedang nyapu di luar halaman Rumah, Reza terlihat sedang asyik memandikan ayam jago dan burung Pipit peliharaannya itu. Lucunya dia sendiri belum mandi bahkan kadang penampilannya masih acak acakan dengan mata masih terlihat merah dan mulutnya terbuka lebar menguap. 

Meskipun tampan, Reza kerap kali dianggap pengangguran muda. Tampan Tapi Pengangguran dan pemalas, begitu umpatan para lelaki seusianya. Padahal kenyataannya tidaklah seperti itu. 

"Reza bukanlah pria pengangguran dan pemalas. Bukan juga pria yang lebih mementingkan Hobi memelihara hewan peliharaan dibanding mencari kerja dan berkarir. Dia hanya bingung" Begitulah tutur ibuku saat menasehati ku agar tidak ikut ikutan mengumpat Reza

Kata ibuku, Reza pernah mengeluh kepadanya ketika disuruh membantu mengangkat lemari dan rak buku pada saat beres beres rumah. Reza juga berkata kepada ibuku bahwa dirinya bukanlah pengangguran dan pemalas sebagaimana yang sering dikatakan oleh teman temannya.

"Reza bukan lelaki pengangguran dan pemalas seperti yang sering di umpat pemuda di desa. Dia hanya bingung dengan kenyataan yang ada. Reza sering melamar kerja, memasukan surat lamaran kerja ke setiap toko dan pabrik yang ada di Kota Garut dan Bandung. Tapi, nasibnya belum beruntung" Tutur ibuku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun