Mohon tunggu...
Zulkifli SPdI
Zulkifli SPdI Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Arab MAN 3 Solok dan MAN 2 Solok

Hidup akan benilai dengan amal shaleh, manusia akan berharga dengan kemanfaatannya bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lembayung Meranum di Bibir Langit

18 Januari 2020   10:03 Diperbarui: 18 Januari 2020   10:07 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lembayung Meranum di Bibir Langit

Di kala senja merangkak naik di ufuk barat

Di kala lembayung bergelayut meranum di bibir langit senja

Aku terduduk temangu

Termenung lesu tak bernafsu

Tak lagi terdengar desiran angin membelai

Membelai pucuk nyiur yang tinggi menjulai

           

            Gelap yang akan datang menjenguk

            Segenap jiwa yang diam tertusuk tertunduk

            Di sudut senja yang muncul dari ufuk

            Teringat dosa dan noda yang kian menumpuk

            Sementara amal penawarnya tak kunjung dipupuk

            Dipupuk disuburkan dalam hidup yang semakin busuk

Oh jiwaku yang dingin...

Sedingin hawa senja di kala malam datang

Datang menutupi siang yang bergelimang

Akankah malam ini akan kembali dingin menggamang

Sedingin hati yang gersang kering kerontang

           

            Oh... langit yang bersinar sayup

            Akankah jiwa ini masih berkabut

            Ataukah akan semakin kusut dan berkerut

Masih aku sanggup

            Walau untuk menadahkan tangan yang lisut

            Menggapai ampunan Tuhanku yang maha lembut

Oh... lembayung senja yang bergelayut

Jangan biarkan jiwaku terseret dan hanyut

Dalam kehidupan yang semakin kusut

Biarkan aku belajar tersungkur berlutut

Mengakui dosa-dosa yang semakin naik dan tak pernah surut

Berharap seberkas belas kasih dan ampunan Tuhanku

Yang sungguh cinta kepada hamba-Nya yang penurut

            Oh... sungguh indah pesona senja di langit-Mu

            Akupun merasa segan dan malu

            Datang mengetuk dan menemui-Mu

            Yang penuh noda dan dosa di sekujur ragaku

            Masihkah Kau mau menerimaku...

Oh... Tuhan pemilik lembayung senja ini

Engkaulah tempat hamba bergantung diri

Kemanakah lagi hamba akan berserah diri

Selain kepada Engkau yang maha pemberi

Pemberi ampun dan rahmat yang tak pernah henti

Berilah aku hidayah-Mu yang luas tak terperi

Hingga hati ini tak semakin sedih dan perih

Profil penulis.

Namaku adalah Zulkifli. Alumni Fakultas Tarbiyah UIN Imam Bonjol Padang. Sekarang ini berprofesi sebagai salah seorang guru Bahasa Arab pada MAN 3 Solok yang terletak di Alahan Panjang Kabupaten Solok Sumatera Barat. Sekarang berdomisili di jalan Teuku Umar Jorong Taratak Galundi, Nagari Alahan Panjang. Tepatnya di belakang MAN 3 Solok tersebut. Alamat email yaitu : zulkiflimp84@gmail.com nomor HP/WA : 081261134365

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun