Mohon tunggu...
Bustamin Wahid
Bustamin Wahid Mohon Tunggu... Administrasi - Nika

Bustamin Wahid ad/ Alumni Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wahid Hamisi: Cerita Bangkrut Bernada Puisi

20 Januari 2019   14:48 Diperbarui: 31 Januari 2019   10:14 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TUNGKU DAPUR

By. Dzaid Erdogan Alamgir

Diri kami telah bangkrut.                          
Ratusan Kilo cengkeh dilabui dan dirakusi orang yg berhasrat.
Duka menimpa cita-cita dan harapan
Tungku dapur ikut menyepi tak berasap

Hidup dan jalan telah diambil
Perjuangan kami bernilai sia-sia
Kami dibuat menjadi pendosa dan mental yang terkoyak
Nyawa kami siap berhemus pedang

Kata-kata tak lagi laku
Kepercayaan mengering tak belulang
Semua impian tentang sekolah dihantam-badai ketakutan
Terasa kami adalah  penunggu datangNya-penyambar nyawa

Ow... betapa sadisnya kebangkrutan
Siang dan malam kita ditagih tak mengenal waktu                                              Tangisan menggerakan jiwa dan tubuh-untuk kewajiban yang dikejar                                      
Sejarah ini tak hanya berduri dan terjal
Pasti ada nasib musta'zab dihujung cerita Demi tangisan mereka-mereka memilu

Sesi 1

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun