Mohon tunggu...
Burhan Andi Nur Hakim
Burhan Andi Nur Hakim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Pariwisata FIB UGM

Mahasiswa S1 Pariwisata FIB UGM

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cerita Perjalanan: Menikmati Pesona Alam Desa Sriharjo

13 Juni 2022   06:00 Diperbarui: 13 Juni 2022   06:22 1621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jembatan Kayu di Wisata Air (Musiman) Kali Oya

Wilayah Imogiri di Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu kecamatan yang memiliki bentang alam cukup lengkap dari mulai perbukitan, sungai, dataran rendah, persawahan, dsb. 

Pada tahun 2021, saya berkesempatan untuk menjadi bagian dari tim pembinaan dan pemberdayaan desa Himpunan Mahasiswa Pariwisata (Himapa) FIB UGM yang kegiatannya dilaksanakan di Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri. Ini adalah sepenggal kisah perjalanan saya saat mengeksplorasi pesona alam Desa Sriharjo dalam kegiatan bina desa.

Kali Oya menjadi lokasi pertama yang saya kunjungi saat melakukan eksplorasi awal di Desa Sriharjo. Kali Oya atau Oyo sendiri merupakan sungai yang berhulu di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah dan bermuara di Kali Opak Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul DIY. 

Lokasi yang saya kunjungi tersebut terlatak di Dusun Sompok Desa Sriharjo, dikenal juga dengan Wisata Srikeminut dan bersebrangan atau saling berbagi kawasan dengan desa tetangga yakni, Selopamioro. 

Berdasarkan penuturan warga lokal yang menjadi mitra dalam kegiatan bina desa, Kali Oya dijelaskan sebagai spot wisata musiman yang hanya ideal untuk dikunjungi saat musim kemarau. Saat musim penghujan air sungai berwarna keruh, memiliki debit yang tinggi, dan menjadi area yang cukup berbahaya bagi pengunjung untuk bermain air ataupun berenang.

Menyusuri Kali Oya dan Nostalgia

Saya dan rekan-rekan tim bina desa melakukan eksplorasi bersama warga lokal yang tergabung dalam kelompok sadar wisata atau Pokdarwis Desa Sriharjo. 

Kegiatan ini disiasati sebagai upaya uji coba awal paket wisata alam yang potensial untuk dikembangkan di sekitar wilayah Kali Oya bagian Sriharjo. Ekspedisi untuk menguak pesona Desa Sriharjo berlanjut dengan melakukan perjalanan susur sungai ke arah hulu Kali Oya hingga sedikit masuk ke perbatasan Imogiri-Dlingo.

Menyusuri Kali Oya 
Menyusuri Kali Oya 

Perjalanan ini terbilang cukup unik karena masih menjadi aktivitas yang terbilang jarang dilakukan oleh para pengunjung atau wisatawan yang datang ke wilayah ini. Menyusuri tepi Kali Oya dari titik wisata dilakukan dengan cara berjalan kaki melalui jalan setapak tanah di kaki perbukitan di samping sungai. 

Saya pribadi merasakan nostalgia saat menyusuri sungai teringat dengan pengalaman kemah pramuka saat masih di bangku sekolah dulu. Perasaan tenang dan damai juga saya rasakan karena sepanjang perjalanan tidak ada orang lain selain kami dari tim bina desa yang melalui jalur setapak tersebut. 

Pemandangan yang menyegarkan mata seperti hijaunya vegetasi, pola perbukitan, dan jernihnya sungai menemani kami di sepanjang perjalanan. Susur Kali Oya dapat menjadi alternatif bagi orang-orang yang ingin melepas penat sekaligus bernostalgia. Namun terdapat satu catatan penting yang perlu diingat yakni pemahaman akan kondisi dan situasi medan. 

Dalam kasus kami sendiri, perjalanan dilakukan bersama oleh warga lokal yang tentunya sudah memahami betul rute jalan, titik-titik sungai yang aman untuk berenang, waktu tempuh, dan berbagai sikon lainnya. 

Bagi para pembaca yang tertarik untuk melalukan kegiatan ini mungkin dapat terlebih dahulu menghubungi Pokdarwis ataupun Pengelola Wisata di Desa Sriharjo untuk menanyakan ketersediaan paket dan pemandu wisata agar perjalanan menjadi lebih aman sekaligus berkontribusi bagi pemberdayaan komunitas lokal. 

Terdapat dua opsi rute untuk kembali ke titik awal yang dapat dilakukan melalui jalan setapak yang telah dilewati maupun dengan menyebrang sungai dan kembali melalui jalan setapak di wilayah Desa Selopamioro.

Bermain Air di Kali Oya (sekitar Perbatasan Imogiri-Dlingo)
Bermain Air di Kali Oya (sekitar Perbatasan Imogiri-Dlingo)


Menikmati Kesyahduan Bukit Watu Manjung dan Watu Manyul

Setelah puas berbasah-basahan di sungai, perjalanan untuk mengeksplorasi pesona alam Desa Sriharjo dan menguak potensi paket wisata lokal pun berlanjut. 

Lokasi selanjutnya yang kami tuju adalah dua bukit yang berada tepat di utara kawasan wisata air Srikeminut. Kedua bukit tersebut bernama Watu Manjung yang terletak di atas area persawahan dan Watu Manyul yang terletak di belakang perumahan penduduk desa.

Sunset di Watu Manjung
Sunset di Watu Manjung

Target awal perjalanan pendakian ini adalah di Bukit Watu Manjung. Berangkat selepas ashar sekitar pukul 16.45 WIB., perjalanan dilakukan dalam waktu yang relatif singkat hanya sekitar 30 menit dengan tempo perjalanan yang santai. Saya dan tim bina desa cukup tertarik untuk menyaksikan matahari terbenam dari puncak bukit ini. 

Saat melakukan perjalanan ternyata medan yang dilalui cukup ekstrim karena belum dilengkapi dengan sarana penunjang seperti tali yang mendukung keamanan pendakian. Hal ini kemudian tim bina desa catat untuk kemudian dijadikan masukan bagi pengelola dan pokdarwis pada kemudian hari. 

Tim bina desa berjalan secara santai namun pasti dan berhati-hati dengan masih ditemani oleh seorang rekan dari pokdarwis. Alhasil kami sampai di puncak beberapa saat menjelang terbenamnya matahari di hari tersebut pada pukul 17.15 WIB. 

Menunggu terlelapnya matahari saya dan rekan-rekan perjalanan lain memutuskan untuk menyeduh kopi untuk melengkapi momen yang dinanti-nanti tersebut. Sungguh pengalaman yang luar biasa untuk dapat menikmati “kopi dan senja” bersama-sama.

Kopi dan Senja di Watu Manjung
Kopi dan Senja di Watu Manjung

Saat matahari hampir menghilang sepenuhnya di ufuk saya dan teman-teman perjalanan yang lain memutuskan untuk turun kembali ke titik awal keberangkatan untuk beristirahat sejenak, makan, dan melaksanakan sembahyang. Setelah itu kami menuju babak terakhir dalam eksplorasi pesona alam Desa Sriharjo yakni untuk berkemah di Bukit Watu Manyul. 

Pemilihan bukit ini sebagai lokasi berkemah atau nge-camp karena terdapatnya area landai yang lebih luas apabila dibandingkan dengan saudaranya Watu Manjung. Waktu tempuh dan kondisi rute menuju puncak Watu Manyul pun tak jauh berbeda. 

Saya dan teman-teman bina desa sebelumnya menemui penduduk yang tinggal di kaki bukit untuk sowan dan menitipkan kendaraan kami. Perjalanan dimulai selepas waktu Isya.

Berkemah di Watu Manyul 
Berkemah di Watu Manyul 

Setelah sampai di puncak kami mendirikan tenda. Kegiatan malam sendiri diisi dengan sesi diskusi dan obrolan santai, evaluasi kegiatan, menyanyi bersama, dan dilanjutkan dengan tidur. 

Keesokan paginya disambut dengan kemunculan sang fajar menjadi penutup dari perjalanan saya dan teman-teman bina desa dalam rangka eksplorasi pesona alam Desa Sriharjo dalam waktu satu hari satu malam. Sebenarnya masih ada kisah-kisah lainnya di Desa Sriharjo, namun itulah sepenggal kecil dari kisah perjalanan dalam BAB eksplorasi pesona alam...

Kopi Pagi
Kopi Pagi

Perjalanan Pulang
Perjalanan Pulang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun