Saya pun tak mau bertanya lebih banyak pada penjual, takut menyinggung atau bikin ndak enak, saya cuma minta ijin memotret saja.
"Silahkan mas, potret saja mumpung ketemu, karena belum tentu 4-5 tahun lagi saya datang ke Ponorogo." katanya.
Saya-pun tersenyum ketika ada salah satu penonton yang mendekat dan berbicang-bincang dengannya seuasai jualan, bahasa yang digunakan bahasa Jawa Medok. Saya tidak akan menyimpulkan mereka orang Dayak atau bukan, dagangnya abal-abal atau asli.
Ternyata budaya bisa menghidupi mereka, tenyata budaya bisa bikin dapur tetap ngebul. Makanya jangan sangsi melestarikan budaya. Urusan salah benar biarlah masyarakat yang menilai.
Â
*) Salam budaya
*) Salam njepret