Mohon tunggu...
BungRam
BungRam Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati pendidikan, konsultan program pendidikan

Book lover, free traveller, school program consultant, love child and prefer to take care for others

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pelajaran Sejarah, Pintu Pendidikan Politik Generasi Bangsa

3 Juni 2021   08:27 Diperbarui: 3 Juni 2021   08:51 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah Jepang dinyatakan kalah dalam perang Perang Asia Timur Raya. Jepang berusaha mendapatkan hati masyarakat dengan menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia dan membentuk sebuah lembaga yang tugasnya untuk mempersiapkan hal tersebut. 

Sebagaimana sejarah umumnya, sejarah kemerdekaan Indonesia identik dengan proses panitia sembilan dalam BPUPKI tersebut di atas.  Dan mengapa tanggal 1 Juni kemudian ditetapkan sebagai lahirnya Pancasila? Karena pada tanggal 1 Juni tersebut Sukarno menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia yang dinamai "Pancasila", lima sila, yang kala itu memang butir-butirnya tidak sama dengan redaksi butir Pancasila yang ada sekarang.

Perbedaan pandangan tentang rumusan pancasila berkembang dalam diskusi lanjutan sidang BPUPKI hingga memunculkan ragam pandangan dan perbedaan tajam. Salah satunya terkait apakah bentuk negara ini adalah negara kebangsaan atau negara Islam? Butir-butir pancasila tersebutlah yang kemudian berdinamika sedemikian rupa, hingga pada tangga 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia mengesahkan konstitusi negara, yakni UUD 1945 pada 18 Agustus 1945, yang di dalamnya tercantum Pancasila.

Narasi sejarah adalah potret pemikiran yang penting untuk perjalanan kehidupan bangsa

Menurut saya, penetapan tanggal lahir tentang konsep dasar negara ataupun disebut lebih tepat  sebagai falsafah negara misalnya tidak memiliki implikasi teramat besar dalam pendidikan sejarah bangsa. Saya mencoba memahami perbedaan pendapat tentang peristiwa "hari kelahiran" Pancasila itu dalam konteks wawasan pendidikan  sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Yang perlu dijadikan narasi sejarah secara edukatif tentu bukan tanggalnya. Apalagi sebatas apa yang disebut "kelahiran". Ketetapan perumusan sebuah konsep falsafah atau dasar negara, yang dinamikanya sedemikian rupa, menarik menjadi bahan pembelajaran untuk menumbuhkan rasa kritis dan sikap kenegarawanan yang justru lebih penting daripada kesepakatan  tanggal kelahirannya.

Perbedaan momentum dan keinginan generasi/penguasa setelah peristiwa sejarah terjadi tentu memiliki pengaruh akan penetapan hari bersejarah atau tanggal bersejarah dalam suatu pemerintahan, terutama terhadap penguasa. Apakah tanggal yang satu lebih menunjukkan pesan yang terdekat dengan kepentingan penguasa lalu dijadikan ketetapan, agar menjadi peringatan bagi masyarakatnya, atau bisa memberikan persepsi lain yang kelak berbeda dengan fakta lainnya.

Perbedaan pendapat di kalangan akademisipun bisa terjadi dalam menentukan momen sejarah yang sesuai atau lebih dekat dengan fakta sejarah. Meski banyak di beberapa peristiwa sejarah, generasi belakangan sering dipaksa menerima cerita sejarah secara tunggal, umumya versi penguasa.

Jadi, yang teramat penting tentang informasi sejarah adalah kejadian sejarah itu sendiri, dengan konsekwensi munculnya ragam intervensi dan persepsi atas cerita  kejadian sesungguhnya. Tentu tidak dipungkiri, klaim tentang catatan sejarah akan memengaruhi banyak hal dalam kehidupan generasi belakangan. Klaim tentang catatan sejarah akan memberi pijakan politik dan pijakan berpikir seseorang. Apalagi bagi penguasa atau orang-orang yang terlibat dalam sebuah pertarungan pemikiran di kehidupan global.

Pelajaran sejarah, menjadi penting untuk peta perjalanan bangsa yang memotret berbagai peristiwa. Pendidikan tentang wawasan sejarah kehidupan bangsa perlu disajikan secara faktual dan obyektif. Tentu bukan sekedar tanggal peristiwa, namun fakta kejadian sejarah yang benar yang harus dicantumkan dengan narasi yang independen. Itulah menurut saya tantangan yang agak berat dalam menuliskan atau menceritakan sebuah peristiwa sejarah.

Pesan penting apa yang seharusnya ditulis dalam buku sejarah? Apa yang dapat membuat generasi selanjutnya peduli terhadap sejarah? Menjadi lebih bersikap bijak, kritis,  empati dan kreatif terhadap perjalanan sejarahnya sendiri yang sedang dibuat, dengan belajar dari peristiwa-peristiwa penting masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun