Kluivert juga punya pengalaman membesut timnas Curacao. Meski gagal ke Piala Dunia 2018, ia mencatat sejarah membawa Curacao hingga ke putaran ketiga kualifikasi dan lolos ke Piala Emas Concacaf 2017—pertama kalinya dalam 40 tahun!
Lebih jauh ke belakang, kita tahu Kluivert punya pengalaman sebagai pemain timnas Belanda di Piala Dunia 1998. Ia mencetak gol ke gawang Argentina dan Brasil, membawa Belanda ke semifinal.
Singkatnya, Kluivert tahu betul bagaimana rasanya tampil dan bersaing di panggung tertinggi dunia. Jika dibandingkan dengan STY yang sudah gugur di fase grup Piala Dunia 2018, Kluivert dua kali mencapai semifinal di 1998 (sebagai pemain) dan 2014 (sebagai asisten pelatih).
Keuntungan Bahasa dan Komunikasi
Salah satu alasan pemecatan Shin Tae-yong adalah faktor komunikasi. Dalam konferensi pers terakhir, Erick Thohir menyebut adanya hambatan bahasa dalam menyampaikan instruksi di lapangan.
Selama ini STY menggunakan dua penerjemah: satu untuk bahasa Indonesia, satu lagi untuk bahasa Inggris. Ini memperlambat alur komunikasi. Dalam situasi pertandingan dengan intensitas tinggi, kecepatan menyampaikan instruksi itu vital banget.
Masalah ini tidak akan terjadi di era Kluivert. Ia fasih berbahasa Belanda, Inggris, dan Spanyol—bahasa yang juga dikuasai sebagian besar pemain naturalisasi di skuat Indonesia.
Bahasa Belanda adalah bahasa ibu sebagian besar pemain naturalisasi, sedangkan bahasa Spanyol adalah bahasa ibu Jordi Amat. Adapun bahasa Inggris bakal memudahkannya berkomunikasi langsung dengan pemain-pemain "asli" Indonesia.
Dengan demikian, komunikasi di lapangan bisa lebih lancar dan langsung, tanpa perlu perantara ganda. KIta patut berharap Kluivert memberi hasil lebih baik dari pendahulunya.
Realistis Menuju Piala Dunia 2026
Lalu, mampukah Kluivert membawa Indonesia ke Piala Dunia 2026?
Secara matematis, peluang itu masih ada. Syaratnya: menang saat menjamu Bahrain dan Tiongkok di Jakarta, serta meraih minimal 1 poin saat tandang ke Australia.
Bagaimana dengan laga terakhir melawan Jepang? Anggap saja bonus, karena realistisnya, kualitas timnas kita masih di bawah mereka.