Ingat lagi, saya mengusulkan dua kejuaraan Piala AFF di sini: AFF Mainland Cup dan AFF Archipelago Cup.
Indonesia tetap akan bersua Thailand atau Vietnam, kok. Di mana? Di ajang yang mempertemukan dua juara dari masing-masing kompetisi AFF tersebut.
Pandemen sepak bola Eropa pasti tahu dari mana ide ini saya tiru. Ya, mengadopsi sistem kompetisi UEFA yang mengadu juara Liga Champions dengan juara Europa League dalam tajuk UEFA Super Cup.
Diaplikasikan pada dua kejuaraan AFF tadi, maka juara AFF Mainland Cup dan AFF Archipelago Cup harus diadu untuk menentukan siapa yang terkuat di kawasan Asia Tenggara. Sekalian meniru, kita sebut saja nama trofinya AFF Super Cup. Piala Super AFF.
Inilah trofi tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Pemegang AFF Super Cup merupakan raja sepak bola ASEAN yang sesungguhnya.
Jadi, jika kelak Indonesia sukses menjuarai AFF Archipelago Cup, maka tetap akan bertemu dengan Thailand atau Vietnam sebagai juara AFF Mainland Cup. Bertanding demi menjadi raja di raja Asia Tenggara.
Sama-sama bertemu Thailand atau Vietnam, tetapi suasana pertandingan di AFF Super Cup bakal berbeda bagi para pemain Indonesia. Terutama dari segi mental. Tekanan yang ditanggung penggawa Tim Garuda, dalam bayangan saya, tidaklah terlalu besar.
Kok bisa? Bisa saja, sebab Indonesia bertanding di AFF Super Cup sebagai juara. Juara AFF Archipelago Cup yang menantang juara AFF Mainland Cup.
Meski tetap saja bertanding demi memperebutkan sebuah gelar dan juara, di sini para pemain bisa bersikap lepas. Nothing to loose. Kalaupun kemudian gagal di AFF Super Cup, setidaknya Indonesia sudah menjadi juara di kawasan Asia Tenggara Kepulauan.
Pengungkit Prestasi Lebih Besar
Ada yang mau bilang ini sekadar juara-juaraan? Silakan saja.
Namun tanpa Thailand dan Vietnam, AFF Archipelago Cup tetap tak bisa dipandang remeh. Ini sudah dibahas di tulisan sebelumnya. Sebagai tambahan saya ingin mengatakan, selama ini Malaysia dan Singapura juga lawan serius lagi berat bagi Indonesia.