Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Remko Bicentini, Rela Melepas Piala Dunia 2022 demi Melatih Curacao

23 September 2022   23:59 Diperbarui: 24 September 2022   00:56 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Remko Bicentini, pelatih timnas Curacao. FOTO: Concacaf.com

SEHARUSNYA Remko Bicentini mendampingi timnas Kanada di Piala Dunia 2022 mulai 23 November nanti. Namun kesempatan besar tersebut dia lepas begitu saja demi menangani satu negara kecil di Karibia.

Ya, negara mungil di Karibia itu bernama Curacao, calon lawan Indonesia pada 24 dan 27 September mendatang. Sebuah keputusan yang bagi kebanyakan orang adalah hal gila. Sangat gila, bahkan.

Melepas kesempatan tampil di putaran final Piala Dunia? Yang benar saja!

Sebab tak hanya di kalangan pesepak bola, bisa berpartisipasi di Piala Dunia juga merupakan sebuah kebanggaan besar bagi para pelatih. Bahkan meski 'hanya' berstatus asisten pelatih seperti Bicentini sekalipun.

Pengalaman menangani timnas di kompetisi sepak bola terakbar sejagat adalah tambahan mentereng dalam curriculum vitae si asisten pelatih. Bisa jadi faktor untuk meningkatkan tarif jasa, misalnya.

Atau bisa juga membuka peluang untuk 'naik pangkat' jadi pelatih kepala selepas Piala Dunia nanti. Di mana ujung-ujungnya berarti kenaikan penghasilan, sebab fee pelatih kepala tentu lebih tinggi dari para asistennya.

Karena itu, rasa-rasanya kebanyakan asisten pelatih di dunia ini tidak akan mau melepas kesempatan tersebut begitu saja. Lebih-lebih jika tiket ke Piala Dunia sudah berada di dalam genggaman, seperti yang diperoleh Kanada pada 27 Maret 2022 lalu.

Namun ternyata Bicentini bukan orang kebanyakan. Keputusan 'gila' yang dia ambil hanya 3 bulan jelang bergulirnya Piala Dunia 2022, menegaskan bahwa pria Belanda ini bukanlah juru latih sembarangan.

Melesatkan Curacao

Bagi yang mengerti apa arti Curacao bagi Bicentini, keputusan tersebut sama sekali tidak gila. Lelaki kelahiran Nijmegen ini sudah menganggap negara Karibia tadi sebagai tanah air keduanya setelah Belanda.

Karya Bicentini di Curacao bahkan sudah terukir sejak 2007, ketika negara tersebut masih merupakan bagian dari Antillen Belanda. Dia terus bertahan sebagai asisten pelatih, termasuk ketika Antillen Belanda bubar pada 2010 dan Curacao menjadi negara baru (tetapi lama).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun