Anak lamban belajar dikenal dengan istilah slow learners, backward, dull, atau borderline. Anak lamban belajar berbeda dari anak yang mengalami retardasi mental, under achiever, ataupun anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disabled). Beberapa ahli mengidentifikasi anak lamban belajar berdasarkan tingkat kecerdasan atau hasil tes IQ.
Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 22) mengungkapkan bahwa anak lamban belajar (slow learner) adalah anak yang memiliki skor IQ 71 hingga 89 yang memerlukan bantuan secara terus menerus agar dapat mengikuti program pendidikan yang didasarkan pada kriteria normal. Selain memerlukan bantuan secara terus menerus, guru juga perlu menggunakan berbagai metode mengajar dan tambahan waktu baginya ketika mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik. Meski demikian, anak tersebut tidak akan berkembang seperti anak normal lainnya.
Sedangkan menurut Maria J. Wantah (2007: 14) Slow Learner adalah anak yang memiliki skor IQ 70-90 dan memiliki prestasi rendah pada sebagian atau seluruh mata pelajaran, sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain agar dapat mengikuti program pendidikan dengan baik.
Faktor penyebab anak lamban belajar antara lain:
1. Kemiskinan
Kemiskinan menciptakan kondisi dan kerentanan yang dapat menyebabkan anak lamban belajar. Misalnya, kemiskinan dapat mengganggu kesehatan dan mengurangi kemampuan belajar anak.
2. Kecerdasan Orang Tua atau Jumlah Anggota Keluarga
Orang tua yang tidak memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan yang layak dan jumlah anggota keluarga yang banyak dapat menyebabkan anak lamban belajar. Hal ini dikarenakan orang tua kurang memberikan perhatian terhadap perkembangan intelektual anak, tidak memiliki waktu belajar bersama, dan memiliki keterbatasan fasilitas yang diberikan oleh orang tua.
3. Faktor Emosi
Anak lamban belajar memiliki masalah emosi yang berat dan berkepanjangan yang menghambat proses pembelajaran. Masalah emosi ini menyebabkan anak lamban belajar memiliki prestasi belajar yang rendah, hubungan interpersonal yang buruk, dan konsep diri yang rendah.
4. Faktor Pribadi