Mohon tunggu...
Enni Kurniasih
Enni Kurniasih Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Ibu dari dua putra yang nyambi jadi Penulis, Blogger, dan jualan online.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Inilah 5 Gejala Depresi Mahasiswa ITB yang Berakhir Bunuh Diri

9 September 2019   22:41 Diperbarui: 9 September 2019   23:01 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Awal September ini kita dikagetkan dengan berita duka dari kampus ITB. Salah seorang mahasiswa terbaiknya diberitakan telah mengakhiri hidupnya dengan seutas tali. 

Adalah MA, mahasiswa S2 Sekolah Teknik Elektro dan informatika (STEI) angkatan 2018, yang ditemukan tergantung di dalam kamar kosnya.

Menurut penjelasan dari Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi ITB, Miming Miharja, diduga MA mengalami depresi berat. Seperti yang dilansir dari Tribunnews (4/9/2019).

Kenyataan ini membuat saya membuka kembali buku-buku parenting yang membahas depresi. Membaca halaman demi halaman yang membahas penyebab depresi. Kita seringkali menganggap bahwa stress dan depresi merupakan hal yang sama. 

Padahal, keduanya merupakan gangguan yang serupa tapi tak sama. Mengapa saya bilang demikian? Oleh karena stress yang berkepanjangan bisa membuat seseorang mengalami depresi.

Stress dan depresi tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Bahkan anak-anak dan remaja pun bisa mengalami stress dan depresi. Stress pada anak dan remaja bisa terjadi ketika anak-anak mendapat tekanan berat dari luar, atau bisa juga karena pola asuh orang tua. 

Jika tidak mendapat penanganan serius, stress yang berkepanjangan bisa menyebabkan anak menjadi depresi. Sedangkan depresi adalah gangguan mental yang mempengaruhi pola pikir, tindakan, dan emosi kejiwaan.

Bagaimana mengenali gejala depresi tersebut, agar kita bisa menghindari adanya MA-MA lain di Indonesia? Dilansir dari hellosehat.com (16/8/2017), ada lima gejala depresi  yang harus dikenal, yaitu:

1. Murung dan mudah tersinggung
Si anak sering ditemukan murung, menyendiri dari keramaian, dan sangat mudah merasa tersinggung. Tidak bisa mentolerir candaan teman-teman. Jika tidak hati-hati, niat temannya hanya bercanda, malah menjadi berantem.

2. Merasa bersalah
Dalam kasus MA, diketahui bahwa ia seringkali merasa kesepian. Chat WA-nya pada seorang teman yang tidak dibalas, dan tidak ada yang mengajaknya keluar untuk sekadar nongkrong menikmati suasana. Selain itu, ada satu tulisan yang memuat permintaan maaf pada sosok Alya. Seakan-akan kesalahan yang diperbuatnya begitu besar dan tidak termaafkan.

3. Merasa tertarik dengan kematian
Dalam beberapa tulisan di blog MA, seringkali menyebut kata "mati" dan " kematian". Salah satu tulisannya tentang kematian, bisa dibaca pada puisi I Want Death.

4. Mengalami rasa pesimis yang berlebihan
Secara prestasi MA tidak diragukan lagi. Salah satu karyanya adalah menciptakan karya di bidang teknologi. Karya yang merupakan tugas akhir yang dibuat oleh Mukhtar Amin, Achmad Indra Aulia, dan Ngakan Putu Ariastu Krisnadi Rata dari Teknik Elektro ITB 2014 ini diberi nama SIMKA (Simulator Kereta Api) dengan sensasi gerk.  

Akan tetapi, dalam tulisan blog-nya terdapat rasa pesimis terhadap masa depan, tentang kebingungannya terhadap tujuan manusia hidup di muka bumi, dan mengapa kita perlu bertahan hidup.

5. Menarik Diri
Anak yang depresi cenderung menarik diri dari lingkungannya. Lebih suka menyendiri, merasa orang lebih baik tanpa kehadirannya.

Mulai sekarng, yuk, kita dekati anak dan jadilah temannya. Belajar menyelami perasaannya. Jika saya atau Anda menemukan anak-anak dengan beberapa gejala di atas, hendaklah kita cepat tanggap dan merangkulnya dalam pelukan kasih. Jangan biarkan mereka ketakutan dan kebingungan dengan dunia-nya. 

Kenali dunia anak melalui media sosialnya. Seperti MA yang banyak meninggalkan jejak kegalauan di blog, sebaiknya kita peka terhadap media sosial anak-anak kita. 

Jika merasa tidak mampu, segera cari pertolongan tenaga ahli untuk membantu si anak. Semoga kita bisa menemani mereka dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun