Mohon tunggu...
budi sulis
budi sulis Mohon Tunggu... Administrasi - hidup harus terus bergerak

senang dengan perkembangan ekonomi terkini, hobi berpetualang dan senang berbagi informasi

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menuju Indonesia Emas 2045, Meneruskan Estafet ke Generasi Muda

31 Oktober 2018   14:05 Diperbarui: 1 November 2018   20:12 2402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi KOMPAS/JITET)

Dalam membangun start-up juga tidak mudah. Pengalaman Job fair Tokopedia di tahun 2009 tidak ada yang berminat kerja di tokopedia. Para pengunjung banyak yang antri di booth perbankan. Namun, cerita yang berbeda dialami 9 tahun berikutnya.

Sekarang, anak muda banyak yang memilih menjadi start up. Hal ini disebabkan lebih ke pola pikir, perubahan mindset atau critical thinking yang bermanfaat untuk future of work. Di era teknologi yang berkembang pesat, anak muda harus dibekali dengan mindset yang benar. 

Kalau ada perubahan, maka proses menyesuaikan diri dengan hal baik akan lebih cepat. Contohnya, di era industri 3.0 masih mengutamakan jam kerja dari pagi sampai sore. Di era industri 4.0 hal ini sudah banyak berubah.

Pengalaman untuk menjadi solusi di bidang pendidikan disampaikan oleh Iman Usman yang empat tahun lalu mendirikan ruang guru. Ide membuat ruang guru didasarkan adanya permasalahan di bidang  yaitu akses pendidikan yang menyebabkan tingkat enrollment rate atau tingkat melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi menurun. Pemerintah saat ini telah memberikan beberapa alternatif untuk meningkatkan jenjang pendidikan dengan berbagai program beasiswa. 

Permasalahan kedua adalah kualitas pendidikan. Menurut data World Bank, lebih dari 50% kualitas guru kurang dan di bawah rata-rata meskipun APBN telah mengalokasikan 20% untuk dana pendidikan. Di ruang guru, mencoba untuk meningkatkan akses dan kualitas yang bagus. Hanya melalui website, para siswa bisa mendapatkan pendidikan yg berkualitas. 

Dengan teknologi ini, kualitas bisa lebih terstandarisasi dan data bisa diakselerasi. Contohnya adalah kalau ada 4 juta guru, tidak banyak yang bisa ikut pelatihan karena harus ada tugas mengajar. Bagaimana agar guru selalu terupdate pemgetahuannya?  Dengan ruang guru, banyak guru bisa mengakselerasi pengetahuan tanpa keterbatasan jumlah.  

PR selanjutnya adalah  meningkatkan kualitas. Saat ini, pelatihan guru lebih banyak tentang pembuatan konten dan menilai hasil ujian. Kalau kita lihat perkembangan terkini, di era industri 4.0, guru sebaiknya berganti peran untuk lebih banyak memfasilitasi coaching, mentoring. Hal ini bisa dikerjakan secara pararel dengan teknologi.

Bagaimana Pemerintah khususnya menjawab berbagai tantangan ini? Menteri Keuangan menjelaskan Kementerian Keuangan selalu berusaha untuk menjalin komunikasi yang baik dengan stakeholders. Salah satunya adalah usaha start up. Pemerintah mendukung start up karena telah menciptakan banyak tenaga kerja dan mendorong perekonomian. 

Namun, start-up juga membutuhkan infrastruktur yang baik antara lain jalan, bandara untuk dapat mengirimkan barang. Penyelesaian masalah tidak bisa dilakukan dengan cara masa lalu yaitu dengan birokrasi top down. Kalau masih memakai cara ini, mungkin baru bisa diselesaikan 120 tahun lagi, sementara sudah banyak masalah lain yang muncul.

Berbagai permasalahan yang ada, marilah kita berikan kesempatan anak muda untuk mencari penyelesaikan dengan cara mereka, dan spirit ini yg luar biasa. Apa yang bisa dilakukan pemerintah? 

"Sekarang ini kita coba try to connect dengan dinamika di masyarakat. Supaya ide terkoneksi dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, masyarakat membutuhkan infrastruktur jalan raya dan airport. Hal ini berarti Pemerintah harus membuat infrastruktur. Namun, anggaran dari APBN memiliki keterbatasan. Bagaimana mengatasinya? Pemerintah membuat mekanisme pembiayaan tidak hanya dengan APBN, namun juga dengan KPBU (kerja sama pemerintah dan badan usaha)." Ujar Menteri Keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun