Mohon tunggu...
Budi kenzin
Budi kenzin Mohon Tunggu... Buruh - Manusia Biasa

Bukan suasana yang harus diganti, tapi hati yang harus diperbaiki. Hati yang hidup menghidupkan suasana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sahabat Terbaik Sampai Akhirat

18 September 2020   21:12 Diperbarui: 18 September 2020   21:15 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beliau seorang sahabat yang sudah tidak dekat lagi secara fisik, namun sangat dekat secara emosi. Terpisah oleh jarak yang cukup jauh tidak membuat ikatan persahabatan dan persaudaraan kita jadi buyar. 

Sebelum pindah tempat tinggal di daerah Malang, beliau satu komplek dengan saya di salah satu perumahan yang ada di Bekasi. Sampai akhirnya beliau memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya yakni Malang. 

Alasan paling kuat kenapa kembali ke malang adalah karena orang tuanya. Beliau ingin lebih dekat dengan orang tuanya untuk lebih maksimal berbakti, memperhatikan dan mengurusi nya. Sungguh luar biasa rasa cinta terhadap orang tuanya. 

Beliau bukan hanya sekedar sahabat, tapi sudah seperti saudara. Karena kemana mana bersama. Bagi saya beliau adalah seorang guru, guru dalam mengajak kebaikan, guru dalam menumbuhkan semangat, guru dalam banyak hal. 

Di beberapa perkumpulan, saya dan beliau selalu berada bersama di dalamnya. Salah satunya adalah komunitas yang berbasis online yang kita ikuti dari tahun 2014 sampai Sekarang. Yaitu komunitas yang konsen mengajak dan memotivasi untuk membaca Al-Quran. Dan beberapa perkumpulan lain tentunya. 

Terakhir kita ketemu sekitar bulan juni lalu, setelah hampir 3 tahun tidak pernah bertemu, dan pertemuan saat itu pun sangat singkat, karena waktu yang dimiliki beliau tidak banyak. Maklum di Malang banyak tugas yang tidak boleh di tinggal terlalu lama. Makanya saat beliau harus keluar dari Malang hanya punya waktu sebentar. 

Agak kaget juga saat tiba-tiba beliau mengirimkan pesan lewat Whatsapp bahwa sedang berada di Bekasi.  Langsung saya sambut dengan menemuinya sekaligus menjemput di tempat yang sudah di tentukan. Saya ajak beliau ke rumah untuk istirahat setelah menempuh perjalanan cukup jauh. 

Di tengah perjalanan menuju rumah, beliau menceritakan tujuan berada di Bekasi, yaitu dalam rangka untuk mengurus surat surat rumah. Dan ternyata beliau menghubungi saya setelah beres ngurusin sertifikat rumah nya. 

Mendengar cerita saat ngurusin surat surat. Masya Allah, proses nya di mudahkan. Orang lain bisa menunggu sampe 2 minggu untuk ambil sertifikat rumah setelah proses ngurusin di Bank. Beliau hanya beberapa jam saja bisa langsung bawa sertifikat rumah nya. Padahal sama sekali bukan lewat jalur khusus.

Bisa di bayangkan jika sampe harus berminggu minggu pasti akan repot bolak balik ke Bekasi, sedang tugas di Malang tidak boleh ditinggal terlalu lama. Mungkin inilah cara Allah berikan kemudahan kepada hamba-Nya yang taat. Bagi Allah SWT tidak ada yang susah segalanya mudah jika Allah berhendak. 

Sebelum sampai dirumah beliau berpesan supaya jangan bilang-bilang kalau dirinya lagi ada di Bekasi. Maklumlah kondisi sedang ramai penularan virus, apalagi saat itu Jawa Timur menjadi pusat penyebaran tertinggi di banding Daerah lainnya. Makanya beliau berpesan jangan sampai banyak orang tahu kalo lagi di Bekasi. 

Sesampainya nya dirumah kita makan makanan seadanya yang ada di rumah. Setelah makan rupanya mata kami tidak bisa di ajak kompromi untuk sekedar ngobrol ngobrol melepas kangen. Tertidur lah kami di lantai tanpa alas apapun. 

Ga terasa waktu hampir maghrib, padahal perasaan baru beberapa menit tertidur. Mungkin karena kondisi lelah dan perut kenyang membuat tidur menjadi pulas. 

Setelah Sholat maghrib kita lanjutkan bincang bincang setalah tadi sempet terhenti karena mata yang terlanjur terpejam. Tiba-tiba ada yang dateng ucapkan salam di depan pintu. Saya jawab salamnya lalu buka pintu. Masya Allah, saya kaget banyak ada puluhan anak anak berada di depan rumah. 

Ternyata anak-anak itu adalah murid-murid beliau sewaktu masih tinggal di komplek. Saya ga undang mereka dan beliau pun ga ngabarin mereka. Anak anak itu seperti menemukan sosok gurunya kembali setelah sekian tahun berpisah. Mereka berebut salim cium tangan beliau, sampe berdesak desakan. 

Saya bertanya tanya dalam hati. Kenapa beliau ini sampai di cintai sebegitunya, padahal sudah lama beliau tidak berada dekat bersama anak anak muridnya itu. Saya telisik lebih jauh, rupanya semasa mendidik mereka, beliau menanamkan rasa cinta yang dalam terhadap mereka. Sehingga buah cinta itu muncul di hati para muridnya meski jarak dan waktu memisahkan mereka. 

Kuatnya rasa cinta yang di berikan karena Allah semata, ternyata memberikan kekuatan yang tak pernah lekang oleh jarak dan waktu. 

Begitu juga dengan saya kenapa sampai saat ini selalu menjadikan beliau sahabat dan saudara terbaik yang pernah dimiliki. Insya Allah sampai kapan dan dimanapun beliau akan terasa dekat di hati. Karena pertemuan saya dengan beliau bukan tanpa campur tangan Allah SWT, melainkan Allah SWT telah mengatur pertemuan ini, sehinga menjadi sahabat dan saudara. 

Dan semoga beliau menjadi wasilah pertolongan dimana ketika seorang sahabat nya butuh pertolongan dari orang-orang sholeh di akhirat kelak. 

"Tanyakan tentang diriku wahai saudaraku, jika nanti engkau tidak mendapati saudaramu ini di surga, minta lah pada Allah agar saudaramu ini bisa bersama mu di syurga, karena sewaktu di dunia kita selau bersama dalam lingkaran lingkaran kebiakan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun