Mohon tunggu...
Budi Setiawan
Budi Setiawan Mohon Tunggu... -

Sesuatu yang kita sebut 'nasib' itu bukanlah sebuah keadaan yang permanen. Dia sangat lentur, luwes,dan reaktif. Dia berespon kepada kualitas sikap dan tindakan-tindakan kita, tanpa menyumbangkan pendapatnya sendiri. Dia 'nasib' itu, berupaya sangat netral, meskipun sebetulnya dia sangat berpihak kepada keberhasilan dan kebahagiaan kita (MT). Detail about me in http://budirich.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar Membangun Piramida Keuangan Pribadi

21 April 2012   09:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:19 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13349999551447499711

2012 adalah tahun investasi. Kalimat itulah yang sudah saya janjikan kepada diri sendiri sejak berakhirnya tahun 2011 lalu. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi saya biasanya melakukan suatu analisa kecil untuk mendukung keputusan saya tersebut, dan selalu berusaha untuk mencari-cari informasi mengenai rancangan portfolio yang cocok sesuai dengan kharakteristik saya. Menurut saya berinvestasi itu sama seperti membangun rumah. Sebelum membangun atap rumah maka kita harus yakin dulu bahwa pondasi yang kita bangun sudah kuat. Setelah googling beberapa waktu saya mendapati tulisan Pak Antony Japari yang menjelaskan tentang perencanaan keuangan dan menterjemahkan piramida keuangan tersebut ke dalam gambar seperti ini.

Jika kita lihat dari gambar di atas, pondasi keuangan pertama yaitu kebutuhan dasar, proteksi keluarga, dan dana darurat. Well, untuk kebutuhan dasar memang kita wajib penuhi selagi kita masih ingin hidup dan saya berharap sebagian besar dari kita sudah bisa memenuhi kebutuhan dasar.

Masih dalam piramida yang sama, penulis meletakkan proteksi keluarga sebagai pondasi kedua. Pertanyaannya, jika kebutuhan dasar tadi sudah bisa kita penuhi apakah kita lantas fokus untuk membangun fordasi kedua tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut saya mencoba bercermin pada diri sendiri dan menjawab bahwa tidak semua dari kita aware dengan pondasi kedua yaitu proteksi keluarga. Lalu bagaimana dengan dana darurat, dan pondasi-pondasi lain yang harus kita persiapkan guna bisa membangun suatu piramida keuangan yang baik untuk memberi jaminan keuangan masa depan yang mencukupi. Tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk berusaha sejak dini untuk mewujudkannya.

Setelah mempelajari piramida keuangan yang dibuat oleh Pak Antony Japary, saya mencoba untuk membangun piramida keuangan pribadi. Suatu piramida yang saya bangun sejak awal 2011 lalu dengan meletakkan satu persatu pondasi di tengah kebutuhan dan godaan anak muda yang cenderung boros dan belum aware akan masa depannya. Alhamdulillah sampai tulisan ini dibuat sudah ada beberapa pondasi yang dapat saya letakkan dan insya Allah saya akan sharing di blog ini bagaimana perjalanan saya dalam mebangun piramida tersebut.

Pondasi Keuangan ke-1

Kebutuhan Dasar. Alhamdulillah saya bersyukur karena untuk kebutuhan dasar sejak lahir sampai hari ini selalu tercukupi. Untuk pondasi pertama ini saya mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT dan kedua orangtua saya.

Proteksi keluarga. Saya membeli produk unit link di Prudential yaitu Prulink Syariah.

Sebenarnya unit link yang saya beli bukan sepenuhnya untuk proteksi keluarga karena prulink ini masih atas nama saya dan oran tua sebagai ahli warisnya. Sebelumnya saya sempat ragu apakah saya harus membeli unit link atau langsung saja saja investasikan di reksadana saham yang kebetulan sudah meberikan profit nyata bagi saya pada tahun 2009. Dalam masa ragu dan galau itu, saya terus mencari informasi tentang pentingnya asuransi tetapi informasi itu terkadang dikalahkan oleh jaminan kesehatan yang sudah diberikan oleh kantor tempatku bekerja. Sampai suatu hari, saya percaya bahwa masa depan itu adalah misteri dan suatu ketidakpastian. Untuk melindungi diri dan keluarga dari ketidakpastian itu saya harus membeli asuransi.

Masih yakin dengan scheme asuransi yang diberikan oleh perusahaan meskipun total yang bisa di claim adalah 90 persen dari biaya, tetapi disisi lain saya tetap harus memproteksi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Akhirnya bulan January 2012 saya memutuskan membeli unit link dengan komposisi 30% asuransi dan 70% investasi dengan tenor 10 tahun. Kenapa 10 tahun? karena saya mempredikasi 10 tahun dari sekarang insya Allah uang itu bisa digunakan untuk pendidikan anak saya nantinya. Aamiin.

Dana Darurat. Dana darurat sepertinya akan tetap menjadi darurat bagi saya pribadi. Jujur saja setiap ada uang lebih sedikit saya merasa gerah dan biasanya langsung saya lempar. Setidaknya ada dua tempat pelemparan saat ini. Pertama, dalam kondisi sadar saya akan melempar ke jalan yang benar yaitu top up ke reksadana, do double payment for property installment atau beli buku yang akan menjadi read list saya. Kedua, jika lagi tidak sadar keuangan biasanya saya belanjakan sepatu atau gad get. Singkatnya saya belum mempunyai dana darurat saat ini J.

Pondasi Keuangan ke-2

Dana Pendidikan. Educatiaon is a key to move up from lower class to middle class and more. Untuk mempersiapkan dana pendidikan saya masih mengandalkan dari imbal hasil unit link yang saya beli sejak Januari 2012 lalu. Masih baru banget dan itu akan jatuh tempo tahun 2022. Sebenarnya saya sudah pernah ikut tabungan pendidikan di Bank Mandiri hanya saja tidak menyelesaikan sampai tenor yang sudah saya tentukan. Alsannya satu yaitu karena saya belum sepenuhnya sadar tentang pentingnya pendidikan. Oleh karena itu do’a saya satu agar terus disiplin membayar premi yang setiap bulannya sampai tenornya selesai. Aamiin.

Masih tentang pendidikan, honestly jika saya diberi kesempatan inysa Allah ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pertanyaannya dari uang untuk bayar preminya?

Alhamdulillah saya bekerja sama dengan kakakku untuk mencoba jualan pakaian via online dan saat ini kami masih mempersiapkan baju yang akan kita cetak. Insya Allah jika usaha ini berjalan lancar, sebagian dananya akan saya safe untuk keperluan pendidikan. Aamiin.

Dana Pensiun. Alhamdulillah awal bulan February 2012 lalu saya menerima surat dari kantor, di dalamnya ada surat yang menyebutkan sejumlah nominal uang jika saya pensiun. Dana itu adalah dana pensiun dari kantor yang dikelola oleh perusahaan Aviva Winterthur.

Warisan. Saya tidak ada warisan dan insya Allah tidak berharap untuk menerima warisan J. Bapak saya selalu menasehati bahwa warisan yang paling baik dan tidak mengundang konflik adalah ilmu. Oleh karena itu beliau mengajak anaknya untuk menyelesaikan pendidkan hingga sarjana. Dan saya sepakat dengan bapak bahwa ilmu adalah warisan yang tak bernilai harganya.

To be continued...

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun