Mohon tunggu...
BUDIAMIN
BUDIAMIN Mohon Tunggu... K5 ArtProject

Hanya debu yang diterbangkan angin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pejabat Cari Selamat

11 Februari 2025   12:22 Diperbarui: 11 Februari 2025   11:34 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sebuah desa bernama Suka-Selamat, hidup empat sahabat: Kobar, Kahar, Badu, dan Rijal. Mereka adalah warga yang terbilang sangat paham kondisi desa mereka. Setiap pagi mereka berkumpul di warung kopi untuk merencanakan kegiatan harian, mulai dari mencari ikan hingga merencanakan protes ke pejabat yang sering bikin kebijakan aneh.

Suatu pagi, saat mereka sedang menyeruput kopi pahit, Kobar melirik berita di koran. "Eh, kalian lihat nggak? Ada proyek pembangunan jalan baru di desa kita, tapi anggarannya… wah, gila! Naik dua kali lipat dari anggaran awal!"

"Yakin deh, ini pasti proyek cari selamat, nih!" kata Kahar sambil memiringkan cangkirnya. "Biasa, kan, kalau ada proyek besar, pejabatnya pasti mulai melirik peluang. Kalau anggaran naik, mereka tinggal ambil sedikit dari sana."

Badu menimpali, "Iya, Kahar. Proyek jalan ini katanya buat mempercepat akses ke pusat kota. Tapi kenapa malah tambah macet? Jalan baru malah nggak selesai-selesai, kok bisa begini?"

Rijal yang paling sering mengeluh soal hal-hal besar ini, dengan santai menjawab, "Gimana, yang penting pejabatnya aman. Kalau ada masalah, mereka pasti punya alasan. Selalu ada alasan buat cari selamat."

Kobar menghela napas panjang. "Pokoknya, kalau ada pejabat yang ngomong soal pembangunan, itu pasti kayak nonton sinetron. Ada drama, ada bumbu permasalahan, tapi ujung-ujungnya cuma cari selamat."

Hari demi hari berlalu, dan jalan yang katanya 'strategis' itu tetap belum selesai. Laporan proyek yang ditunggu-tunggu oleh warga desa malah hilang entah ke mana. Kabar terbaru yang diterima oleh Kahar, "Tahu nggak? Pejabatnya yang kemarin janji-janji, sekarang malah sibuk ngurusin acara ulang tahun partai!"

"Saya rasa, ini bukan proyek jalan, tapi proyek cari selamat!" canda Badu sambil tertawa. "Jalan-jalan cuma jadi ajang selamatan untuk mereka."

Tiba-tiba, Rijal punya ide. "Bagaimana kalau kita bikin spanduk besar? Tulis aja, ‘Jalan ke Kota, Tapi Pejabatnya Ke Mana-Mana!’"

Kobar menimpali, “Biar viral di media sosial. Mungkin kalau ada perhatian publik, mereka baru berani turun tangan.”

Akhirnya, mereka membuat spanduk yang cukup besar, penuh kata-kata tajam dan humor sarkastik. Mereka berdiri di depan kantor desa dengan harapan pejabat datang, namun yang terjadi justru sebaliknya. Tidak ada pejabat yang muncul. Yang ada malah beberapa petugas kebersihan yang kebingungan melihat kerumunan.

Esok harinya, muncul kabar bahwa pejabat yang terlibat dalam proyek itu memberikan klarifikasi. “Ini semua karena ada hambatan teknis dan kebutuhan anggaran yang tak terduga.”

"Aduh, hambatan apa lagi?" tanya Kahar dengan nada sinis. “Gara-gara cari selamat, eh, semua jadi terbengkalai.”

Badu, yang tidak pernah tinggal diam, berteriak, “Kita butuh pejabat yang berani bertanggung jawab, bukan yang cari alasan selamat!”

Di hari yang sama, pejabat itu mengadakan konferensi pers dengan wajah serius dan gaya bicara yang khas. "Kami selalu mengutamakan kepentingan masyarakat," katanya sambil menunjukkan diagram anggaran yang rumit.

Rijal menambahkan, “Nah, ini dia. Ngomongnya sih gitu, tapi perbuatannya kayak sinetron: dramanya selalu berubah-ubah.”

Akhirnya, proyek itu selesai juga, meskipun entah bagaimana anggarannya membengkak lagi. Tetapi, warga desa tak merasa puas. “Yang penting, pejabatnya aman!” kata Kobar sambil terkekeh.

Pada akhirnya, mereka tetap setia pada prinsip mereka: "Jalan bisa rusak, tapi kalau pejabatnya selalu cari selamat, ya jangan harap ada perbaikan yang nyata."

Dan di desa Suka-Selamat, empati terhadap jalanan yang buruk digantikan oleh rasa geli melihat betapa konsistennya pejabat dalam mencari selamat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun