Kami sempat meminta ke sopir untuk turun di restoran terkenal yang menjual masakan Padang. Â Namun, kami membatalkan rencana. Sebetulnya, sopir dan penumpang lain mau saja menunggu andai kami membungkus makanan.
Toh, mungkin di sana ada tempat makan hingga kafe. Benarlah. Ada warung nasi, warung masakan Padang, kafe. Akhirnya bakso di gerobak menjadi santapan siang sebagaimana dikisahkan pada artikel sebelumnya.
Sebelum makan, antre membeli tiket. Takada serobotan pun teriakan tanda tak sabar. Tertib dan rapi.
Setelah makan, kami kembali ke lokasi. Masuk lebih dalam untuk mendapatkan nomor antrean --melewati kafe yang penuh pengunjung, lalu menunggu bersama puluhan pengantre lainnya
Melalui megafon, pria berkacamata memanggil nomor-nomor pengantre yang mendapat giliran menaiki perahu.
Wisata Pulau
Daratan dikelilingi laut ini merupakan tujuan wisata para pengantre. Untuk mencapainya, pengunjung menumpang perahu. Tampak dekat, meski saya tidak mengetahui persis jaraknya.
Pulau Merak Besar menawarkan suasana hutan masih asri dan asli. Terdapat kelompok monyet. Pengelola rajin meletakkan potongan buah untuk makanan mereka.
Pasir pantainya relatif putih dengan serpihan karang di sepanjang pinggirnya. Kadang terlihat potongan rumpun rumput laut.