Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ternyata Ada yang Jual Kupang Lontong di Bogor

23 September 2025   08:05 Diperbarui: 23 September 2025   07:36 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepiring Kupang Lontong di Bogor (dokumen pribadi)

Tanpa pikir dua kali, saya menghabiskan kopi lalu menuju rumah makan tersebut dan memesan Kupang Lontong.

Waktu masih tinggal di Malang, Kupang Lontong merupakan hidangan favorit. Kalau agak jauh, memakannya di Waru, Sidoarjo, di pinggir jalan bernaungkan pepohonan.

Di Malang, penjaja Kupang Lontong berkeliling keluar masuk permukiman. 

Mbok penjual yang berasal dari Bangil, Jawa Timur, menggendong barang dagangan. Ketika ada yang memanggilnya, ia melepaskan selendang pengikat keranjang pada tubuhnya.

Darinya ia mengeluarkan bahan dan peralatan. Piring bersih diisi sedikit gula, bawang putih, cabai rawit, perasan jeruk nipis, dan petis udang (atau petis kupang?). Semua bahan dihaluskan dengan sendok.

Kemudian kuah panas dan kupang dituangkan ke atasnya. Terakhir, ditambahkan potongan lentho (terbuat dari kacang tolo/tunggak ditumbuk dan bumbu-bumbu).

Kupang merupakan keluarga kerang yang berukuran sangat kecil, dipanen di pinggir pantai atau lumpur air asin (sumber).

Tidak semua orang mau menyantapnya. Sebagian merasa kurang nyaman, karena kupang dipanen dari lumpur muara. Lainnya, merasa janggal dengan rasa dan teksturnya. Itu soal selera.

Saya menyukainya dari kali pertama merasakan. "Pertunjukan" penjual meracik Kupang Lontong menambah keinginan menyantapnya.

Sayang, di Warung Mbo'Is itu proses peracikan Lontong Kupang tidak terlihat. Semua masakan diolah di dalam dapur, tak terlihat dari meja pengunjung.

Bagaimanapun, sepiring Kupang Lontong membuat mata saya berbinar. Selama belasan tahun saya tidak menyantapnya, berhubung di Bogor tidak ada penjualnya dan lama tidak ke Malang atau Surabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun