Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perkara Sepele yang Menjengkelkan

2 Mei 2024   07:08 Diperbarui: 2 Mei 2024   07:10 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh cottonbro studio dari pexels.com

Kecerobohan paling puncak dengan potensi bahaya besar satu ketika dilakukannya. Setelah mengambil jeriken penampung cairan bahan bakar beroktan tinggi, dan menuangkan sebagian isi entah untuk apa, ia meletakkan wadah secara serampangan.

Sekali lagi, tanpa menutup kembali rapat-rapat.

Kumpulan uap melayang dalam jumlah cukup akan mudah disambar percikan api. Bahkan bara paling titik bisa menjelma jadi si jago merah melahap segala.

Aku menegur ia yang sedang asyik membersihkan sesuatu disamping jeriken terbuka. Mulutnya sesekali mengembuskan asap putih.

Khawatir ada percikan menyulut uap, aku berkata keras, "Hei, tutup rapat kembali jeriken. Jauhkan darimu. Bahaya, bisa kebakaran!"

Dengan cepat mulutnya menyanggah seraya bersungut-sungut, "Tapi isinya hendak aku habiskan untuk membersihkan ini. Tak bakal terjadi sesuatu yang buruk. Bawel amat sih?"


"Meski cairan sudah habis, uapnya bisa tersulut. Tutup kembali! Matikan rokokmu!"

Mulut-mulut pun bertukar dalih. Ia mempertahankan alasan-alasan. Aku was-was dengan kemungkinan bahaya ditimbulkan.

Meskipun tidak jarang menyembul adu pendapat, lantaran ia kembali kepada kebiasaan buruknya malas menutup apa pun yang biasanya ditutup, hubungan kami baik-baik saja.

Bertengkar sebentar lalu diam-diaman atau saling menyingkir sejenak. Periode berikutnya, hubungan seperti  tiada persoalan.

Pada kunjungan terakhir tampangnya sangat menyedihkan. Ekspresi wajah yang membuatku ingin tertawa, tetapi keadaan tidak mengijinkannya. Bibirku beku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun