Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Pasar Kian Padat, Sekalipun Harga Melonjak

20 Maret 2023   07:09 Diperbarui: 20 Maret 2023   20:14 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar cabai oleh databudisusilo dari Pixabay

Permintaan membubung, harga melambung. Harga mengangkasa, tapi tidak lantas menyurutkan keinginan berbelanja.

Sabtu jelang Ramadan. Pasar Anyar lebih padat dari sebelumnya. Padahal, katanya, harga bahan pangan merangkak naik. Harga bahan pangan lebih mahal dari biasanya, kok pembeli malah membeludak?

Gambar pasar oleh databudisusilo dari Pixabay
Gambar pasar oleh databudisusilo dari Pixabay

Pasar yang biasanya ramai, sekarang kian padat. Jalan sekitar perbelanjaan tradisional itu ruwet. Orang bercampur aduk dengan sepeda motor.

Mungkin mereka membeli bahan-bahan untuk cucurak, yaitu acara makan bersama sebelum bulan suci. Atau memborong barang yang akan diolah menjadi hidangan lezat sebagai persiapan Ramadan.

Maka lebih sulit bagi saya untuk menembus kepadatan tanpa tersenggol. Bahaya! Terserempet, bisa jatuh.

Tak jadilah membeli sesuatu di pasar. Tak jadilah saya mencari tahu tentang kenaikan harga barang-barang. Informasi sekilas, kata orang harga-harga naik.

Demi menyelamatkan diri, saya mencegat angkot. Keluar dari wilayah pasar dihadang oleh macet. Angkutan umum, sepeda motor, truk boks, orang, bertumpuk-tumpuk dijemur sinar matahari.

Foto macet (dokumen pribadi)
Foto macet (dokumen pribadi)

***

Besoknya saya jalan-jalan di sekitar rumah. Ke permukiman di belakang kompleks, lalu nongkrong, ngopi, ngobrol kosong dengan beberapa orang.

Umi penjual pecel, karedok, dan rujak ulek mengeluhkan kenaikan harga-harga. Sementara ia tidak bisa menaikkan harga barang dagangan mengikuti meroketnya harga bahan.

Katanya, harga cabai rawit naik dari 60 ribu ke 100 ribu/kg. Bawang merah dari 40 ribu menjadi 60 ribu/kg. Kangkung jadi 4 ribu dari semula Rp2.500 seikat. Harga bonteng (mentimun) melonjak dari Rp8.000 ke Rp12.000 tiap kilonya.

Menurut Uda pedagang warung kelontong, harga telur yang tadinya sekitar Rp27 ribu ikut naik menjadi Rp 33 ribu per kilogram. Sedangkan harga tepung terigu stabil, kata Bu Nti pedagang gorengan.

Saya tidak menanyakan harga ayam dan daging. Sumber protein yang jarang mereka beli.

Demikian gambaran sekilas, kenaikan harga bahan pangan beberapa hari sebelum bulan Ramadan tiba.

Menyikapi kenaikan harga yang selalu terjadi tiap-tiap menjelang bulan suci penuh ampunan, baiknya kita menahan diri. Berbelanja dengan pola normal seperti hari-hari biasanya.

Tidak bernafsu menumpuk bahan pangan menghadapi permulaan puasa.

Bukankah bulan Ramadan adalah waktu terbaik untuk belajar mengendalikan segala hawa nafsu? Maka, lakukan persiapan Ramadan 2023 dengan persiapan fisik dan mental (rujukan).

Dengan ini pula saya dan keluarga menyampaikan:
Mohon maaf lahir batin kepada semua teman dan kenalan.
Selamat menjalankan ibadah puasa sebentar lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun