Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kereta Terakhir

4 Januari 2022   21:00 Diperbarui: 4 Januari 2022   21:51 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kereta uap oleh holzijue dari pixabay.com

mendung tahun baru; buram
tak bisa putar ulang
linier menuju masa depan: cerah atau kelam

kabut sendu: peron; bangku panjang
kepak-kepak sayap  
jiwa-jiwa berharap: terang atau remang

kereta ringkih; asap putih; rintih besi
pintu-pintu menganga
wajah-wajah suram
gerbong hitam pengap: gelap

trompet uap; semboyan kereta terakhir
tinggalkan stasiun tuju alam sejati:
sisakan muram

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun