Betapa tidak? Menjelang waktu Magrib pada setiap hari Senin dan Kamis, pihak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) menyediakan makanan pembuka puasa.
Bukan hanya berupa air minum, kurma, dan kolak, tetapi "makan berat" berupa makanan nasi kotak. Makanan yang disediakan pun bukan kaleng-kaleng. Ia disiapkan secara serius dari berbagai donatur.
Awalnya saya menolak, karena saat itu sedang tidak berpuasa. Saya jajan di depan masjid, sambil menunggu orang berbuka,.
Kemudian saya terinspirasi, terketuk hati, dan terdorong untuk menjalankan puasa Senin-Kamis. Maklumlah, saya masih kelas nol besar secara pengetahuan agama. Lama-kelamaan kegiatan puasa itu menjadi kebiasaan menyenangkan.
Menurut informasi, pihak masjid Sunda Kelapa menyediakan ratusan kotak makanan. Tidak hanya pada momen Senin-Kamis, tetapi selama bulan Ramadan mereka memberikan hidangan buka puasa lengkap (air minum, kurma, buah, kolak atau sejenisnya, dan nasi beserta lauk pauk).
Saya sendiri tidak memiliki pengetahuan detail, tentang pelaksanaan penyediaan makanan pembuka selama Ramadan di masjid dengan atap berbentuk perahu itu. Demikian karena waktu itu di kantor telah disediakan hidangan prasmanan untuk berbuka puasa.
Selama itu saya amati, yang mengambil sajian berbuka adalah, sepertinya, mereka yang benar-benar melaksanakan ibadah puasa.
Jadi, masjid favorit yang "mengajak" saya untuk rajin berpuasa Senin-Kamis adalah Masjid Sunda Kelapa. Walaupun sekarang sudah tidak pernah berkesempatan berkunjung kembali ke masjid tanpa kubah itu.