Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Misteri Gedung Veteriner dan Harga Daging

23 Januari 2021   19:07 Diperbarui: 23 Januari 2021   19:13 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar bangunan adalah dokumen pribadi.

Mungkin sudah. Dalam bentuk lembaran kertas yang tidak dapat diterapkan. Karena, nyatanya, sampai saat ini produksi peternakan domestik tidak mampu menopang konsumsi penduduk terhadap daging sapi.

Fokus para pemangku birokrasi lebih kepada, bagaimana kebijakan impor dapat menutup kekurangan stok daging? Rencana jangka menengah maupun panjang hanya berupa retorika belaka, yang tidak terbukti hasilnya.

Kesimpulan

Sampai sekarang, gedung kantor Balitvet (BB Litvet) masih diliputi misteri yang menggentarkan. Jangan sampai ia menularkan misteri kepada pertumbuhan peternakan domestik dan harga daging. 

Hal itu bisa membuka peluang untuk dimistik (istilah dalam togel), menjadi pembukaan kran impor yang lebih deras, sehingga mematikan para peternak. Sebagaimana halnya yang sudah terjadi kepada petani kedelai.

Dengan demikian, sudah waktunya para birokrat balai penelitian yang berperan dalam peningkatan mutu ternak dan hewan menghasilkan riset yang dapat diterapkan (applicable papers) agar kelak kita, pembayar pajak, bisa melihat pertumbuhan konkret yang signifikan dari peternakan domestik.

Demikian agar kelak tidak timbul keadaan, di mana warga Indonesia beramai-ramai beralih mengonsumsi jengkol, melupakan semur daging.

Sumber rujukan: 1, 2

Blogshop Bersama KPB di Kompasiana: Menulis Artikel Politik yang Bernas dan Mawas. (sumber: properti KPB. Desain oleh Andri Sonda, Manna Creative Design, Makassar)
Blogshop Bersama KPB di Kompasiana: Menulis Artikel Politik yang Bernas dan Mawas. (sumber: properti KPB. Desain oleh Andri Sonda, Manna Creative Design, Makassar)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun