Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Misteri Gedung Veteriner dan Harga Daging

23 Januari 2021   19:07 Diperbarui: 23 Januari 2021   19:13 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar bangunan adalah dokumen pribadi.

Nyaris separuh atau 42 persen konsumsi daging bergantung kepada transaksi impor. Tidak mengherankan, apabila sensitivitas harga eceran daging kepada masyarakat sangat dipengaruhi harga perolehan di negara lain.

Menanggapi pemogokan, pemerintah berinisiatif mempertemukan pihak Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) dan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) serta dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog, hingga PT Berdikari (Persero).

Dengan adanya pertemuan tersebut, Kastaf Kepresidenan Moeldoko mengharapkan, agar para pihak memetakan harga dan memutuskan kebijakan impor sapi hidup maupun daging beku.

Berlandaskan kenyataan di atas dapat ditarik, setidaknya, dua sikap birokrat dalam rangka merespons kenaikan harga daging yang berlanjut kepada pemogokan pedagang, yaitu:

1.Bersikap Reaktif, bukan Antisipatif

Eloknya, kebijakan harga daging telah dipikirkan jauh-jauh hari dengan mengurangi tingkat ketergantungan kepada daging impor.

Caranya? Ya meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil ternak dalam negeri. Kementerian Pertanian juga mengurusi perihal peternakan kan? Rasa-rasanya, lembaga riset seperti Balitnak dan Balitvet bukan baru berdiri pada hari Jumat kemarin.

Harusnya ia sudah menghasilkan usulan kepada Menteri Pertanian untuk mendorong industri peternakan dalam negeri dalam rangka menipiskan dependensi.

2.Lebih Memerhatikan Impor, Mengabaikan Kemandirian Suplai Domestik

Langkah jangka pendek yang dilakukan pemerintah adalah mengendalikan harga. Sedangkan program jangka menengah dan panjang berkenaan dengan kebijakan impor. 

Tidak tercermin program kemandirian pasokan daging dari dalam negeri. Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mestinya menelurkan kebijakan yang mampu mendorong swasembada bidang peternakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun