Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Diplomasi Jengkol dan Ikan Asin Rasa Keju

3 Oktober 2020   07:23 Diperbarui: 11 Oktober 2020   12:35 1709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian hidangan disajikan di saung pinggir sawah (dokumen pribadi)

Sedangkan ikan asin gabus tidak langsung digoreng begitu saja, tetapi terlebih dahulu dicuci dengan air panas (dileop, dalam bahasa Sunda). Lantas ditiriskan dan dijemur sebentar.

Setelah itu dipanggang di atas bara api sampai merata. Angkat setelah cukup kering, jangan sampai terlalu gosong. Ikan asin gabus kering kemudian digeprek, asal gepeng dijaga jangan sampai hancur, lalu digoreng sampai kecoklatan.

Membuat Sambal

Dengan menggunakan seng atau pelat besi, tomat hijau, cabe hijau, cabe rawit hijau, bawang merah, bawang putih, terasi dipanggang di atasnya. Biarkan sampai layu dan tercium aroma harum. Kemudian semua bahan digerus kasar. Tambahkan air perasan jeruk limau atau nipis.

Sebagian hidangan disajikan di saung pinggir sawah (dokumen pribadi)
Sebagian hidangan disajikan di saung pinggir sawah (dokumen pribadi)
Nasi hangat, tempe dan tahu, ikan gabus, jengkol, lalapan, sambal dan tentunya kerupuk sudah terhidang di saung pinggir sawah. Saatnya menyantap makanan.

Menurut Pak RW dan beberapa warga yang ikut makan, ikan asin gabus yang diolah ala saya rasanya gurih, lembut dan ngeprul di dalam mulut. Rasa yang jauh lebih enak dibanding digoreng dengan cara biasa. Terasa seperti keju.

Mereka juga memuji jengkol yang diolah secara bersahaja. Agak kenyal, tidak empuk seperti disemur atau direndang, tetapi rasanya sangat legit. Gurih dan aroma asam jengkolatnya menguar. Apalagi dilahap dengan sambal yang pedasnya "menggigit" ditambah dengan lalap. Olahan jengkol menjadi makanan favorit pada hari itu.

Dua tiga kali tambah nasi hangat. Semilir angin pinggir sawah berkesiur, menambah rasa nikmat. Perut membuncit tapi mulut enggan berhenti memamah. Rasa malulah yang akhirnya menghentikannya.

Selesai makan, sayapun menyampaikan maksud, yakni hendak memberikan sejumlah  uang imbalan kepada warga yang nantinya akan terganggu dengan adanya kegiatan pembangunan gedung pemerintah itu. Kalau setuju, saya bisa menyediakan setengahnya pada saat itu juga.

Dengan cepat Pak RW menyetujui usulan tersebut di hadapan warga. Perundingan untuk meyakinkan Pak RW yang diduga akan berjalan alot, ternyata berjalan lancar.

Pak RW dan warga merasa senang. Saya tersenyum lebar karena nilai yang diusulkan jauh di bawah perkiraan semula. Semua pihak bergembira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun