Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Rindu yang Membiru

23 Juni 2020   07:25 Diperbarui: 23 Juni 2020   07:24 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh S. M. Saifur Rahman pixabay.com

Kegembiraan Rudolfo pupus seiiring dengan kepergian satu-satunya wanita yang pernah ia cintai. Ada banyak hal selama ini disimpan yang hendak disampaikan kepada Felicia.

Ia tidak bisa bergerak menahan wanita yang dikasihinya itu, bibirnya tak mampu bergerak bahkan  untuk sekedar menyampaikan rindu. 

Nyaris seluruh tubuhnya dibalut perban dan dibebat gips, hanya menyisakan ruang bagi bibir lebam, lubang hidung, dan kedua matanya yang bengkak membiru.

Rindu yang sangat membiru dan lebam tenggelam di dalam dada.

Wanita cantik yang setia menunggunya kembali masuk ke dalam ruangan sambil mengibaskan rambutnya yang bergelombang indah.

Adik kandung Rudolfo itu sedang menyeruput jus kesukaannya.

~~Selesai~~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun