Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kenangan, Perjalanan, dan Pelukan

31 Januari 2020   09:00 Diperbarui: 31 Januari 2020   09:19 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi (edited)

Pagi ini kuaduk ingatan, dari serakan serpihan, tentang kamu.

Tergesa kutenggak secawan kopi itu, sebelum menumpahi ceruk mata baru disetrika, menyisakan ampas untuk kenangan, di sore hari.

Fajar masih menganga, siang telah bergesa, cakrawala menanti di perjalanan, seperti biasa. Seharian, berpeluh tanpa keluh, runtuh dicumbu bayu. Tak sempat mereguk, bahkan setetes pun, bayang di tepi fatamorgana.

Wajahnya semburat, ketika bersua senja. Malam senantiasa menyambutnya, dengan kemesraan, memeluk kelelahan siang, lalu menina-bobokkan, di balik keteduhan rembulan.

Bagiku, pulang petang tiada pelukan kenangan, meringkuk dalam kesepian muram.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun