Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menerawang Kabinet Indonesia Maju dalam Perspektif "Cook's Tour Plan"

30 Januari 2020   13:06 Diperbarui: 30 Januari 2020   13:12 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo dan Wapres Maruf Amin memperkenalkan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019). (ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)

Menjelang 1990-an, Saya mengenal Cook's tour plan dari almarhum Rusadi Kantaprawira (dosen politik; eks-komisioner KPU). Selain itu, sebelumnya, Profesor ilmu politik University of California, Berkeley, William M. Lunch (1987) menggunakan metode ini untuk menyusun disertasinya.

Istilah itu diserap dari bapak turisme modern, Thomas Cook (1841), seiring berkembangnya kereta dan kapal uap di Eropa, lalu mengintrodusir "Cook's Tour". Saat ini Thomas Cook & Son Co. telah diakuisisi Hays Travel akhir tahun lalu. Saya meminjam pandangan Cook's tour plan untuk "memotret" kinerja 100 hari Jokowi Maruf, daripada mengkonstruksi kerangka teoritis njlimet untuk menganalisisnya.

Cook's tour plan (seingat Saya) dipahami sebagai pengamatan dan penelaahan cepat, sepintas tetapi luas cakupannya, tentang bagaimana mencapai hasil, apapun jalannya, tidak terpaku pada jalan/cara konvensional, monoton, dan kaku.

Dalam pidato pelantikannya, Jokowi memimpikan, bahwa seabad setelah kemerdekan, Indonesia masuk 5 besar ekonomi dunia. Memang tidak sedahsyat pidato Martin Luther King (28/8/1963) tentang kesetaraan yang menggetarkan Amerika Serikat: "I Have a Dream..."

Namun pandangan ke depan tercermin dalam pidato pelantikannya: Semua tidak datang otomatis, tidak mudah. Harus kerja keras, cepat, serta produktif. Harus mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Tidak terperangkap dalam rutinitas yang monoton. Inovasi bukan hanya pengetahuan, tetapi budaya. (selengkapnya)

Fokus pencapaian hasil berupa kemajuan ekonomi Indonesia di mata dunia, melalui: Pembangunan SDM; Melanjutkan pembangunan infrastruktur; Investasi seluas-luasnya; Reformasi birokrasi; Transformasi ekonomi dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern. Selain itu, penggunaan APBN yang tidak serampangan dan tepat sasaran, artinya: Kabinet Indonesia Maju (KIM) harus fokus kerja tanpa cela pidana.

"Pertama, jangan korupsi. Menciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi," tegas Jokowi

Dalam jangka lima tahun pemerintahan kedua, Jokowi menitik-beratkan pada pengembangan SDM berkualitas, penciptaan lapangan kerja baru, dan pemberdayaan UMKM, yang disampaikannya kepada 4 menteri koordinator dan 30 menteri (18 profesional dan 16 dari partai politik) itu.

Misi tersebut menjadi kendaraan untuk mencapai hasil, bahwa pada tahun 2045 Indonesia merupakan 5 besar kekuatan ekonomi dunia. Untuk itu, pemerintah mengakselerasi pembentukan Omnibus Law, aturan yang melenturkan regulasi lain yang kaku, rumit, tidak luwes, dan menghambat, guna menyedot perdagangan dan investasi ke Indonesia.

Jokowi, sepertinya, tipe "pengusaha" yang berkomitmen kepada pencapaian hasil, apapun yang terjadi, tidak terpaku pada proses, cara atau jalan mencapainya: "committed to (result) whatever it takes".

100 hari setelah pelantikan Jokowi Maruf, Moeldoko menyebutkan, bahwa selama ini KIM membahas soal ekonomi, Polhukam, Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Kemaritiman, dan Investasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun